Mahfud dan Cak Imin Kompak Sebut Food Estate Gagal, Gibran: Ada Satu yang Berhasil

Binsar

Monday, 22-01-2024 | 08:12 am

MDN
Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud Md, di debat cawapres, di JCC Senayan, Minggu 21 Januari 2024 [ist]

 

Cawapres nomor urut tiga Mahfud Md dan cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar, menyebut program Food Estate yang digagas Pemerintahan Presiden Joko Widodo, gagal dan merusak lingkungan.

 

"Jangan misalnya seperti Food Estate yang gagal dan merusak lingkungan. Yang benar saja? Rugi dong kita," ujar Mahfud, saat debat cawapres, di JCC Senayan, Minggu 21 Januari 2024.

 

Merespon pernyataan Mahfud, cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menimpal dan mengatakan bahwa proyek Food Estate, memang gagal, tetapi ada juga yang berhasil. Contohnya, lanjut Gibran, ada di Gunung Mas, Kalimantan Tengah yang memproduksi jagung.

 

 

"Paslon nomor urut 1 dan 3 kompak bilang Food Estate gagal, memang ada yang gagal tapi juga ada yang berhasil pak," kata Gibran.

 

Gibran mengajak kedua rivalnya untuk mengecek data Food Estate secara menyeluruh. Ia juga meminta Cak Imin dan Mahfud Md untuk tetap optimis dengan program lumbung pangan nasional ini.

 

"Nanti silahkan cek saja datanya, intinya jangan memberikan narasi yang menakutkan warga kita harus optimis karena bak-bapak ini calon pemimpin," pinta Gibran.

 

Sebelumnya, Mahfud Md mengatakan bahwa secara konsep, program Food Estate bagus, meski kenyataannya gagal. Karena konsepnya bagus, kata Mahfud, ia dan Ganjar berkomitmen akan melanjutkan program itu, sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional, jika memenangi Pilpres.

 

 

Ketiga cawapres tampil untuk kedua kalinya di kontestasi Pilpres 2024. Debat kali ini mengankat tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.

 

Debat cawapres pertama berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (22/12), dengan tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

KOMENTAR