Malaysia Ajak Negara-negara ASEAN Untuk Hadapi Perang Tarif AS Dengan Saksama

Binsar

Thursday, 10-07-2025 | 08:59 am

MDN
Para menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara berpose untuk foto pada upacara pembukaan pertemuan mereka di Kuala Lumpur pada 9 Juli 2025 (ist)

 

 

Jakarta, Inakoran

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim pada hari Rabu mengajak negara anggota ASEAN untuk memberi tanggapan kolektif terhadap tantangan tarif AS. Hal itu disampaikan Anwar kepada para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara pada saat tindakan perdagangan sepihak di bawah Presiden Donald Trump telah memicu ketidakpastian ekonomi di kawasan tersebut.

 

"Tarif, pembatasan ekspor, dan hambatan investasi kini telah menjadi instrumen tajam persaingan geopolitik... ASEAN harus menghadapi kenyataan ini dengan kejelasan dan keyakinan," kata Anwar, mengutip Kyodonews.

Ia menambahkan bahwa blok regional tersebut harus meningkatkan perdagangan di antara 10 anggotanya.

Dalam pembicaraan tahunan tersebut, para menteri luar negeri diharapkan untuk menyatakan kekhawatiran atas tarif sepihak yang kontraproduktif dalam sebuah komunike bersama, dengan sebuah rancangan yang dilihat oleh Kyodo News mengatakan bahwa tarif tersebut berisiko memperburuk fragmentasi ekonomi global, dan menimbulkan tantangan yang kompleks bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi ASEAN.

Negara-negara ASEAN dikenakan bea masuk antara 10 persen dan 49 persen berdasarkan tarif Hari Pembebasan Trump yang diumumkan pada tanggal 2 April, dengan periode negosiasi 90 hari diperpanjang hingga 1 Agustus setelah awalnya dijadwalkan berakhir pada hari Rabu.

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim pada hari Rabu mengajak negara anggota ASEAN untuk memberi tanggapan kolektif terhadap tantangan tarif AS [ist]

 

Trump pada hari Senin memberi tahu 14 negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan enam anggota ASEAN, tentang tarif baru yang akan berlaku pada 1 Agustus.

Di antara negara-negara anggota ASEAN, tiga negara mengalami penurunan tarif, yaitu Kamboja dari 49 persen menjadi 36 persen, Laos dari 48 persen menjadi 40 persen, dan Myanmar dari 44 persen menjadi 40 persen. Tarif untuk Thailand dan Indonesia dipertahankan masing-masing pada 36 persen dan 32 persen, sementara Malaysia mengalami kenaikan 1 poin persentase dari tarif awal 24 persen.

Vietnam sebelumnya telah mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat yang menurunkan tarifnya menjadi 20 persen dari 46 persen.

ASEAN juga mencakup Filipina, Singapura, dan Brunei.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dijadwalkan menghadiri pembicaraan tingkat menteri luar negeri yang disponsori ASEAN dengan negara-negara mitra yang akan diadakan akhir minggu ini di Kuala Lumpur.

Menurut pernyataan dari Departemen Luar Negeri, perjalanan pertama Rubio ke Asia sebagai menteri luar negeri "difokuskan pada penegasan kembali komitmen Amerika Serikat untuk memajukan kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan aman."

Selain isu tarif, perang saudara yang berkepanjangan di Myanmar menjadi agenda utama dalam pertemuan hari Rabu ketika Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengatakan semua pihak yang berkonflik harus menciptakan "lingkungan yang kondusif untuk pemilu."

Kepala militer Myanmar, yang merebut kekuasaan melalui kudeta pada Februari 2021, mengatakan bulan lalu bahwa pemilihan umum akan diadakan pada bulan Desember dan Januari. Partai pemimpin sipil yang digulingkan Aung San Suu Kyi, yang masih ditahan, secara efektif akan dikecualikan.

Menurut rancangan komunike bersama, para menteri luar negeri ASEAN kemungkinan akan menyatakan keprihatinan atas konflik dan krisis kemanusiaan di Myanmar dan mendesak junta untuk mematuhi konsensus lima poin yang dicapai dengan anggota ASEAN lainnya pada April 2021.

Hanya sedikit kemajuan yang dicapai dalam penerapan konsensus, yang sebagian ditujukan untuk mengakhiri kekerasan terhadap lawan politik junta setelah kudeta.

Anwar Ibrahim mengajak negara anggota ASEAN untuk memberi tanggapan kolektif terhadap tantangan tarif AS [ist]

 

Militer terus membom wilayah yang dikuasai pemberontak etnis minoritas dan pejuang yang bersekutu dengan pemerintah di pengasingan yang dibentuk oleh para pemimpin sipil yang digulingkan, meskipun gencatan senjata telah diumumkan setelah gempa bumi dahsyat melanda Myanmar pada bulan Maret.

Laut Cina Selatan, tempat klaim teritorial beberapa anggota ASEAN tumpang tindih dengan klaim Cina, juga diyakini dibahas pada hari Rabu. Cina dan blok regional tersebut mengadakan negosiasi untuk merancang kode etik guna mencegah konfrontasi maritim.

Diplomat tertinggi Tiongkok Wang Yi diperkirakan akan bergabung dalam pembicaraan tingkat menteri luar negeri dengan negara-negara mitra mulai Kamis.

 

KOMENTAR