Maman Imanulhaq: Peace Train Wadah yang Merajut Perbedaan dengan Nilai Toleransi

Sifi Masdi

Saturday, 19-10-2019 | 07:41 am

MDN
Anggota DPR dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq [nakoran.com]

Jakarta, Inako

Peace Train Indonesia  (PTI) merupakan sebuah gerakan kebudayaan yang mempunyai nilai toleransi dan perdamaian yang berbasis pada pemahaman agama. Nilai ini sangat penting dalam rangka menjaga Kebinekaan Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh anggota DPR dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq  saat melepas kelompok Peace Train Indonesia (PTI) ke-9 yang melakukan traveling lintas  agama dari Stasiun  Gambir menuju Bangkalan-Madura Jawa Timur, Jakarta, Jumat (18/10/2019). Hadir dalam acara pelepasan  Maman Imanulhaq, Pdt. Gomar Gultom, Romo Johannes Hariyanto, SJ  serta sejumlah aktivis muda lintas agama dan alumni Peace Train Indonesia periode sebelumnya.

Rombongan kelompok Peace Train dari lintas agama [inakoran.com]

 

Maman mengatakan bahwa Peace Train ini merupakan sebuah kekuatan yang muncul dari rasa saling pengertian dan memahami bahwa Indonesia dipersatukan oleh nilai-nilai perbedaan.

Karena itu, tokoh NU ini mendukung Peace Train ini untuk menjalin komunikasi dengan berbagai kelompok masyarakat yang berasal dari berbagai agama, suku, dan budaya. Sehingga  Peace Train ini diharapkan menjadi wadah yang dapat merajut perbedaan dengan nilai-nilai  toleransi.

 “Saya  yakin Peace Train ini menjadi sebuah kekuatan besar agar timbul rasa saling pengertian dan memahami bahwa kita dipersatukan oleh nilai perbedaan untuk menguatkan kerja-kerja kemanusiaan. Saya rasa ini sangat penting. Oleh karena itu, saya mendukung Peace train ke-9 untuk bertemu dengan kawan-kawan yang berasal dari berbagai suku dan agama, dalam mengobarkan sebuah keyakinan bersama yakni Indonesia yang lebih maju,” kata Kang Maman kepada Inakoran.com, di Jakarta, Jumat (18/10).

Kelompok Peace Train Indonesia ke-9 [inakoran.com]

 

Sekedar diketahui, rangkaian program PTI kali ini melibatkan 40 peserta dari berbagai agama dan akan menempuh rute dari Stasiun Gambir Jakarta menuju Surabaya. Selanjutnya dari Stasiun Pasar Turi Surabaya menuju Bangkalan Madura. Di  Bangkalan inilah mereka belajar dan melihat lebih dekat rumah-rumah ibadah dan komunitas yang berbeda sebagai kekayaan budaya di pulau garam ini. Tujuannya tak lain untuk saling mengenal, menjalin persahabatan sebagai bekal dalam merawat kebinekaan.

Kegiatan itu diselenggarakan oleh ICRP dan  bekerjasama dengan demokrasi.id, PGI, Koko Jali, Khairiyah Indonesia, serta bermitra dengan jaringan lokal di Madura, antara lain: Persaudaraan Setia Hati Teratai Universitas Trunojoyo  Madura (PSHT UTM), Center for Islam and Democracy (CIDE), Jaringan Kawal Korupsi Jawa Timur (JAKA JATIM), GKJW Bangkalan, dan PCNU Bangkalan.

 

 

 

KOMENTAR