Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter Dirawat di Rumah Sakit

Binsar

Saturday, 09-01-2021 | 12:24 pm

MDN
Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter Dirawat di Rumah Sakit [ist]

 

 

 

Jakarta, Inako

Sepp Blatter, presiden FIFA dari tahun 1998 hingga 2015, dikabarkan dirawat di rumah sakit karena mengalami gangguan kesehatan yang serius, meskipun nyawanya dikatakan tidak terancam.

Blatter (84), telah mengalami sejumlah masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, dan bahkan dirawat di unit perawatan intensif pada 2015 ketika sistem kekebalannya menurun drastis.

Pada 2016, dia dirawat karena tumor kulit dan menjalani operasi lutut.

 

 

"Dia membaik dari hari ke hari, tapi butuh waktu dan istirahat," kata putrinya kepada Blick, sambil meminta publik untuk menghormati privasi keluarga.

Baru bulan lalu, Blatter mengungkapkan kepada Atletik yang dinyatakan positif mengidap virus Corona, meski ia meyakinkan dirinya sudah pulih dari virus tersebut.

Sebelumnya, Sep Blatter pernah terjerat kasus hukum. Ia dihukum delapan tahun untuk tidak mengikuti segala bentuk kegiatan di sepak bola. Blatter terbukti bersalah terlibat dalam kasus dugaan suap dan korupsi di FIFA dalam 20 tahun terakhir. Keduanya mengambil keuntungan dalam penjualan hak siar Piala Dunia kepada Persatuan Sepak Bola Karibia (CFU) pada 2005. 

Kejaksaan Swiss juga melakukan pemeriksaan kepada Blatter yang didakwa menyalurkan uang 2,29 juta dollar AS (sekitar Rp 33,4 miliar) kepada Presiden UEFA nonaktif, Michel Platini, yang ketika itu menjabat sebagai mantan penasihat Presiden FIFA. Aliran dana tersebut dinilai penyidik Komite Etik FIFA berlebihan (disloyal payment).

 

 

Meski begitu, Blatter tetap tak mau mengakui telah menyuap Platini. Uang tersebut diklaim Blatter sebagai bayaran untuk Platini sebagai konsultan.

Sepp Blatter mengaku menyesal telah menyalahgunakan jabatan dan wewenang dalam kasus suap yang menimpanya. Pria 84 tahun itu pun meminta maaf kepada seluruh insan yang terlibat dalam dunia sepak bola setelah melakukan tindakan yang mencoreng citra olahraga tersebut dan FIFA. 

KOMENTAR