Ma'ruf Tegaskan Dirinya Bukan Alat Politik Bagi Jokowi

Binsar

Wednesday, 06-02-2019 | 10:24 am

MDN
KH Ma'ruf Amin Minta Barokah Doa Mbah Moen [ist]

Semarang, Inako –

Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menepis anggapan banyak pihak bahwa dirinya hanya sebagai alat politik bagi Jokowi dalam mendulang suara dalam pilres April tahun ini.

Hal itu ditegaskan Ma’ruf Amin saat berada di tengah ratusan warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pada kunjungannya ke Pondok Pesantren Al Hidayat Krasak, Demak, Jawa Tengah, Selasa.

Ma’ruf memastikan, dirinya bukan alat bagi calon presiden petahanan Joko Widodo untuk memenangkan Pemilu Presiden 2019, tapi pasangan yang saling melengkapi ibarat pemain ganda bulu tangkis.

"Ada yang menyebut saya alat, saya pacul, untuk digunakan Pak Jokowi. Saya pastikan hal itu tidak benar. Saya ini Rais Aam PBNU," kata Ma'ruf.

Ia meyakinkan warga di daerah itu bahwa antara dirinya dengan Jokowi saling bahu-membahu untuk membangun negara ke arah yang lebih baik dan masing-masing akan membagin peran sesuai dengan posisi masing-masing.

"Jika komitmen itu patokannya, saya bersedia disebut sebagai alat," katanya.

Ma'ruf menegaskan, dirinya adalah alat kebaikan, yakni untuk membangun kemanfaatan dan kemaslahatan.

"Menghilangkan ancaman ideologi dan bahaya yang mengancam negara. Kalau itu komitmennya, saya siap jadi alat, sampai kapan pun," katanya.

Mustasyar PBNU ini melihat, orang yang menghembuskan isu dirinya sebagai alat bagi Jokowi adalah upaya untuk mengadu domba.

"Isu itu dikemas agar Ma'ruf dengan Jokowi saling curiga," katanya.

Ia menegaskan, hubungan dirinya dengan Jokowi sudah akrab, bahkan saling mengerti.

"Pasangan Jokowi dan saya, itu seperti pemain ganda bulu tangkis, saling mengisi. Kalau yang satu ke depan yang lain ke belakang, kalau satu ke kiri, satu ke kanan, bukannya saling berantakan," katanya.

Ma'ruf juga melihat Jokowi adalah orang yang sangat menghargai ulama. Penghargaan itu diberikan langsung dengan menggandeng dirinya yang merupakan ulama dan kader NU, menjadi cawapres dan maju bersama pada Pilpres 2019.

"Padahal Jokowi bisa saja mengambil pasangan dari TNI, Polri, politikus, atau pengusaha, tapi beliau menggandeng ulama," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) non-aktif ini.

 

KOMENTAR