Masa Penyimpanan Terlalu Lama, Kualitas Beras Medium di Gudang Bulog NTB Berpotensi Turun

Binsar

Thursday, 25-04-2019 | 09:16 am

MDN
Ilustrasi [ist]

Mataram, Inako –

Kualitas beras medium yang disimpan di gudang Bulog Nusa Tenggara Barat dikhawatirkan akan turun karena masa penyimpanan yang terlalu lama.

Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Nusa Tenggara Barat, Ramlan UE, mengatakan stok beras kualitas medium yang tersimpan di gudang sebanyak 35.564 ton berpotensi mengalami penurunan kualitas jika tidak tersalurkan hingga akhir 2019.

"Berpotensi mengalami penurunan mutu. Makanya, kami betul-betul menjaga kualitas terutama saat pembelian agar bisa tahan lama," kata Ramlan UE, di Mataram, Rabu (24/4/19).

Menurut dia, potensi terjadinya penurunan kualitas tersebut disebabkan penyaluran program bantuan sosial beras sejahtera (rastra) untuk beberapa kabupaten/kota di NTB, sudah tidak lagi dilakukan oleh Bulog. Sebab, daerah-daerah tersebut sudah menjalankan program bantuan pangan non-tunai (BPNT).

Sementara yang masih mendapatkan rastra adalah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Tengah. Namun, Bulog Divre NTB tidak lagi menyalurkan rastra sebanyak 2.700 ton per bulan mulai Mei 2019 karena ketiga daerah tersebut juga akan menerapkan BPNT.

Begitu juga dengan Bulog Subdivre Sumbawa tidak lagi menyalurkan rastra sebanyak 389 ton per bulan di wilayah kerjanya mulai Juli, dan Subdivre Bima juga berhenti menyalurkan rastra sebanyak 400 per bulan mulai September 2019.

"Setelah tidak lagi menyalurkan bantuan sosial rastra, stok beras di gudang sebanyak 35.564 ton tersebut bisa untuk kebutuhan tanpa batas. Namun jika tersimpan terlalu lama berpotensi terjadi pengurangan mutu," ujar Ramlan.

Menurut dia, upaya untuk mencegah berkurangnya mutu beras medium tersebut dengan melakukan operasi pasar cadangan beras pemerintah pada musim paceklik. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan mulai September hingga Oktober setiap tahunnya.

Volume beras yang laku terjual pada saat operasi pasar rata-rata mencapai 3000-4.000 ton per bulan.

Operasi pasar cadangan beras pemerintah tersebut juga bertujuan untuk menjaga kestabilan harga komoditas pangan tersebut.

Ramlan menambahkan upaya lain yang akan dilakukan adalah menyalurkan beras untuk kebutuhan anggota TNI-Polri dan aparatur sipil negara.

"Kami berharap TNI-Polri dan aparatur sipil negara mau menyerap lagi beras dari Bulog yang kualitasnya sudah lebih baik," ucapnya pula.

Bulog juga berencana akan mengekspor beras ke beberapa negara di kawasan Asia, seperti Malaysia, Papua Nugini, Filipina, dan Timor Leste.

KOMENTAR