Massa Belarusia memprotes dan menuntut pengunduran diri Lukashenko

Hila Bame

Monday, 24-08-2020 | 08:53 am

MDN
Protes telah diadakan di seluruh Belarusia menentang hasil pemilihan presiden yang disengketakan.

Simak video makanan Nutrisi Ciakpo cocok untuk segala Usia

 

MINSK, INAKO

Puluhan ribu demonstran berkumpul di pusat Minsk pada Minggu (23 Agustus) untuk menuntut pengunduran diri Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, yang terbaru dalam gelombang protes terhadap pemilihan ulang yang disengketakan.

BACA JUGA: 

Kami tidak takut : Penantang Belarusia mendesak persatuan protes

 

Pemimpin otoriter itu telah memerintahkan militer untuk siap tempur penuh dalam menghadapi tantangan terbesar selama 26 tahun pemerintahannya di negara bekas Soviet itu.

Dia telah mengirim polisi anti huru hara yang terkenal kejam untuk membubarkan demonstrasi yang meletus setelah dia mengklaim masa jabatan keenam dalam pemilihan dua minggu lalu yang menurut para kritikus telah dicurangi.

Massa pengunjuk rasa yang membawa bendera merah-putih dari oposisi membanjiri Lapangan Kemerdekaan dan berbaris melalui ibu kota sambil meneriakkan "kebebasan" dan "kami tidak akan lupa, kami tidak akan memaafkan" saat mobil yang lewat membunyikan klakson untuk mendukung.

"Kami hanya memiliki dua tuntutan: pemilihan umum yang adil dan menghentikan kekerasan," kata Igor, 32 tahun, kepada AFP.

Para pejabat telah memperingatkan warga Belarusia agar tidak berpartisipasi dalam "demonstrasi ilegal" dan outlet berita lokal menerbitkan rekaman yang menunjukkan meriam air dan polisi anti huru hara dengan perisai bergerak menuju Lapangan Kemerdekaan.
 

Kementerian pertahanan mengatakan akan campur tangan untuk melindungi tugu peringatan "suci" Perang Dunia II dan beberapa stasiun metro di Minsk ditutup.

RANTAI MANUSIA

Media yang condong ke oposisi mengatakan lebih dari 100.000 pengunjuk rasa telah berkumpul di ibu kota untuk hari Minggu kedua berturut-turut dan demonstrasi yang lebih kecil juga dilaporkan di kota-kota provinsi.

TAG#BELARUS, #RUSIA, #DEMO

190215561

KOMENTAR