Masyarakat Akan Ikut Pilihan Jokowi? Eep Saefullah: Come On, Gak Begitu Caranya

JAKARTA, INAKORAN.COM
Pendiri Polmark Indonesia Eep Saefullah Fatah membongkar temuan mengejutkan tentang penilaian masyarakat mengenai keadaan beberapa sektor penting dalam kehidupan bernegara beberapa waktu belakangan ini.
Temuan yang belum dipublikasikan secara resmi ini disampaikan Eep dalam bincang-bincang dengan Abraham Samad dalam tayangan video YouTube di Kanal Abraham Samad Speak Up, seperti dikutip Kamis (2/11/2023).
Menurut Eep, penilaian masyarakat atas kondisi tersebut akan sangat menentukan pilihan mereka dalam Pilpres 2024 mendatang.
Masyarakat akan memilih berdasarkan penilaian atas kondisi yang terjadi hari-hari ini, dan bukan atas saran atau rekomendasi pilihan politik Presiden Jokowi.
“Kalau di seberang sana, di istana, ada semacam percaya diri yang terlalu besar bahwa Jokowi ke mana orang akan ikut ke mana, come on, nggak begitu caranya. Pemilih Indonesia tidak sebodoh itu. Harus hati-hati.”
Dalam beberapa survei, kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi terpantau tinggi. Sebagai pendiri dan pengelola salah satu lembaga survei di Indonesia, Eep mengakui kebenaran hasil survei tersebut.
Namun, menurut konsultan politik yang berpartisipasi dalam kesuksesan Anies Baswedan dalam Pilkada DKI 2017 itu, tingginya kepuasan publik pada Jokowi terjadi karena orang-orang Indonesia (responden) cenderung memberi review yang baik pada seorang pemimpin di akhir masa jabatan mereka.
Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa mayoritas masyarakat menilai keadaan Indonesia sekarang sedang tidak baik-baik saja. Agak susah diterima bila kepuasan pada Jokowi tinggi, tapi keadaan negara tidak baik-baik saja.
Menurut hasil survei yang dibuka Eep dalam perbincangan denga Abraham Samad itu, mayoritas masyarakat Indonesia menilai bahwa:
Harga kebutuhan pokok makin tinggi dan tidak terjangkau (92,6%); Banyak pejabat publik terseret kasus korupsi dan membuat hidup masyarakat makin sulit (89,5%).
Sulit mencari pekerjaan (89,5%); program kesehatan belum merata dan menjakau masyarakat miskin (80,3%); dan Pembangunan infrastruktur berkembang, tapi belum merata sehingga belum memperbaiki kehidupan masyarakat (76,6%).
TAG -
190216800
KOMENTAR