Masyarakat Tulungagung Lawan Demo Bela Tauhid Dengan Aksi Damai

"Aksi damai ini juga jawaban dari insiden yang terjadi di Garut Jawa Barat,"
Tulungagung, Inako –
Maraknya demonstrasi yang dilakukan kelompok pembela tauhid di sejumlah daerah di Indonesia belakangan ini, mendorong sekelompok massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Tulungagung Peduli (AMTP) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menggelar aksi damai, Jumat sore (2/11/2018).
Dimotori Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), dan Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Nahdatul Ulama (NU) massa melakukan long march di beberapa jalu jalan yang ada di daerah itu.
Di sepanjang jalan yang dilalui, teriakan "Ganyang HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)" bergema berkali-kali. "Ganyang ganyang HTI, ganyang HTI sekarang juga," teriak massa tak henti-henti.
Menurut Korlap aksi Syahrul Munir, teriakan "ganyang HTI" sebuah ekspresi yang wajar. Teriakan yang dilontarkan adalah reaksi spontan dari bersemangatnya peserta aksi.
Meski diakui cukup provokatif, hal itu kata Munir masih terukur. Apa yang dipekikkan tidak ada niatan membuat gaduh. "Mungkin terlalu bersemangat. Dan semuanya masih dalam tahap wajar," jelas Munir.
Selama long march, massa yang melibatkan 32 elemen, termasuk unsur Forpimda juga menyanyikan lagu Yalal Wathon. Lagu yang bermakna Cinta Tanah Air itu merupakan ciptaan pendiri NU KH Wahab Chasbullah. Sepanjang jalan massa juga mengumandangkan salawatan.
"Aksi damai ini juga jawaban dari insiden yang terjadi di Garut Jawa Barat," tegas Munir.
Apakah di Tulungagung, masih ada pengikut HTI?. Munir menegaskan semua anasir HTI, yakni baik yang aktif maupun yang tidur, masih melakukan pergerakan.
Tidak hanya di lingkungan pemerintahan. Mereka (HTI), kata Munir bahkan masih menggalang pengaruh di tingkat sekolahan. "Kita telah menginventarisir datanya," jelasnya.
Munir menambahkan, dengan aksi AMTP NKRI ini diharapkan Tulungagung, senantiasa kondusif. Segala anasir yang mengancam perpecahan bangsa diharapkan menyingkir jauh jauh. Long march berakhir di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Kabupaten Tulungagung. Sebelum membubarkan diri, massa menutup aksi dengan istighosah, berdoa bersama.
Sementara dalam pesannya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung, menyatakan tidak terlibat dalam aksi AMTP NKRI. Kendati demikian MUI Tulungagung, berkomitmen menjaga kedamaian dan ketertiban dengan cara baik serta bermartabat.
Ketua Umum MUI Tulungagung, KH Hadi Mohammad Mahfudz berharap semua pihak mewaspadai segala macam bentuk politik adu domba. "MUI Tulungagung berharap semua pihak agar tetap waspada," tulisnya.
TAG#Bela Tauhid, #Demo, #Masyarakat Tulungagung, #NKRI
190234155
KOMENTAR