Matikah Warung Klontong Dengan Aplikasi Dalam Jaringan?

Hila Bame

Sunday, 09-12-2018 | 18:39 pm

MDN
Ilustrasi (ist)

 

Jakarta, Inako

Ketika Anda membeli segalon air isi ulang di warung dekat rumahmu dengan ongkos dua ribu rupiah, ada yang tak persoalkan dengan ongkos sebesar itu, namun demikian tidak sedikit juga memanggul sendiri ke rumah demi  berhemat ongkos. Ketika minimarket memasuki pemukiman  di kota dan desa, banyak yang meyakininya bahwa warung klontong akan tamat riwayatnya. 

Faktanya bahwa warung klontong tetap bertahan, minimarket juga eksis dalam pola dagang yang berbeda dengan warung klontong  berbasis tawar menawar, sementara minimarket berplatform suka, angkat, bayar, tanpa basi-basi. 

Platform bisnis berbasi teknologi

Sekarang dengan kemajuan teknologi murah mengantar manusia tanpa data (kuota data) masuk saja dalam "mode gratis" rindu yang pekat sekalipun dengan mudah dikirimkan kepada yang paling disohorkan di ujung sana pulau.  

Itu kirim rindu, kirim barang ternyata belum bisa dijawab oleh teknologi termutakhir sekalipun. Alhasil kirim barang masih memakai kendraan roda dua, empat, enam hingga belasan roda agar kebutuhan manusia sampai dengan selamat di tempat tujuan. 

Calon emiten PT Envy Technologies Indonesia bersama perusahaan startup PT Ritel Global Solusi meluncurkan aplikasi KO-IN atau Toko Indonesia yang akan menjadi salah satu lini bisnis andalan perseroan untuk memantapkan posisi di bisnis teknologi informatika.

Aplikasi ini bertujuan untuk mendekatkan UMKM, warung atau kios tradisional dengan masyarakat sehingga masyarakat bisa memesan kebutuhan sehari-harinya dengan mudah. Aplikasi ini merekrut mitra driver untuk mengantar pesanan dengan biaya antar hanya Rp2.500 dan cakupan operasi per kecamatan.

Tias Brian, Chief Operating Officer Toko Indonesia, mengatakan bahwa layanan KO-IN berupa layanan berbelanja kebutuhan sehari-hari baru dapat beroperasi di Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, tempat aplikasi ini pertama kali diluncurkan.

Namun, selain layanan KO-IN, di dalam aplikasi juga tersedia layanan KO-Pulsa untuk pembelian pulsa elektronik, KO-Bills untuk pembayaran aneka tagihan rutin, KO-Travel untuk pembelian aneka tiket. Layanan-layanan ini bisa digunakan di seluruh Indonesia.

Di tahap berikutnya, KO-IN akan memperluas layanan ke seluruh Indonesia serta menambah jenis layanan baru, seperti KO-UMKM untuk belanja produk UMKM, KO-Fresh untuk pembelian sayuran dan makanan segar, KO-Food untuk pembelian food & beverages, KO-Gold untuk layanan jual beli dan gadai emas, serta KO-Money Changer untuk penukaran uang di mitra.

“Kami membuat jalur distribusi baru bagi warung dan produk UMKM yang selama ini mulai ditinggalkan masyarakat karena menjamurnya ritel modern. Kami juga akan membina warung ini untuk bisa mewujudkan kelebihan yang sebenarnya mereka miliki,” katanya usai peluncuran KO-IN, Minggu (9/12/2018).

Devi Erna Rachmawati, Chief Executive Officer KO-IN, mengatakan bahwa KO-IN mengambil sekitar 15% dari harga produk yang dipasarkan melalui aplikasi mereka. Namun, nantinya 10% keuntungan akan dikembalikan kepada mitra UMKM.

KO-IN kini sudah menggandeng sejumlah mitra strategis untuk mendukung model bisnisnya yang berbasis syariah. Mitra tersebut antara lain Bank BNI Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Muamalat, DOKU, LazizMU, dan BMT Muhammadiyah.

KO-IN menggelar acara Fun Run dalam rangka peluncuran aplikasi ini. Peserta yang mendaftar Fun Run diwajibkan untuk mendownload aplikasi ini, sehingga dalam sehari sudah 1500 kali didownload. Target awal perusahaan sebanyak 3000 download menurutnya tidak sulit tercapai.

Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi, Presiden Direktur Envy Technologies Indonesia, mengatakan bahwa perseroan memberikan dukungan teknologi dan kebutuhan logistik bagi aplikasi ini. Ini merupakan langkah awal perseroan untuk memperluas pasarnya di Indonesia.

Targetnya, dalam 3- 5 tahun ke depan, teknologi yang dikembangkan Envy di Indonesia dapat diperluas hingga ke luar negeri.

Dirinya enggan mengungkapkan besaran investasi yang dikucurkan Envy sebagai investor penyokong KO-IN. Namun, kerja sama operasi antara Envy dan KO-IN akan berlangsung dalam 5 tahun ke depan, dan akan kembali diperpanjang untuk 5 tahun lagi atau selamanya.

Envy sendiri menargetkan proses penawaran umum perdana saham perseroan dapat tuntas dalam waktu dekat sehingga awal tahun depan perseroan sudah dapat listing di bursa.

Perkembangan teknologi tentu dampak biaya murah kian terasa dan pertumbuhan ekonomi akan terdongkrak ke arah yang positif. selamat datang teknologi, dunia terus bergerak ke arah positif pula. 

 

 

TAG#Bisnis dalam jaringan

198730468

KOMENTAR