Membaca Tagar #Sunda Tanpa PDIP#

Hila Bame

Tuesday, 25-01-2022 | 07:35 am

MDN

 


Oleh. : H. Adlan.Daie
Pemerhati politik elektoral dan sosial keagamaan

 

JAKARTA, INAKORAN

Kasus Arteria Dahlan, politisi PDIP yang diduga "menghina" etnis sunda, mayoritas populasi (72%) masyarakat Jawa Barat sebagaimana diungkapkan Ono Surono ketua DPD PDIP Jawa Barat dalam.vidio yang beredar luas lewat platform media sosial telah memunculkan gerakan tagar #Sunda tanpa PDIP". Sejumlah komunitas di Jawa Barat melakukan demontrasi, petisi dan gerakan gerakan lain yang mengarah pada apa yang disebut Ono Surono gerakan politik tagar # Sunda tanpa PDIP#.


Dalam sejarahnya PDIP dari sisi ideologi partai adalah metaformosis dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang didirikan Bung Karno, ayahanda Megawati ketua umum PDIP pada tangga 4 Juli tahun 1924 di kota Bandung, ibukota Jawa Barat yang kini bergolak akibat "ulah" Arteria Dahlan, anggota fraksi PDIP DPR RI. 


Pada pemilu pertama tahun1955 PNI  di Jawa Barat menempati peringkat  kedua dengan raihan suara sebesar 1.543.340 suara (22,27%) di bawah partai Masyrumi,  pemenang pemilu .1955 di Jawa Barat dengan raihan suara sebesar 1. 867. 768 suara ( 26, 42%). Artinya, partai PNI punya tempat di hati pemilih Jawa Barat.


Di era reformasi dengan sistem multi partai mirip pemilu multi partai tahun1955 PDIP di Jawa Barat dua kali menang pemilu. Pemilu pertama tahun 1999 PDIP pemenang di di Jawa Barat dengan raihan suara 5.800.543 j(32 27%), jauh di atas peserta pemilu lainnya. Pemilu  2014 PDIP menang pemilu untuk kedua kalinya di Jawa Barat dengan raihan suara 4. 140. 672 (19, 40%), unggul tidak signifikan dari partai urutan kedua dan ketiga di bawahnya.


Dari konstruksi peta data pemilu di atas tentu sulit membayangkan "Sunda tanpa PDIP" atau secara geografis #Jawa Barat tanpa PDIP# meskipun etnis sunda mayoritas (72%) populasi terbesar di Jawa Barat.). Gerakan tagar #Sunda tanpa PDIP hanya emosi kolektif sesaat muntahan psykhologis dari sikap politik Arteria Dahlan representasi PDIP di lembaga DRI RI. Sulit menggoyahkan basis basis elektoral PDIP di Jawa Barat, sekali lagi meskipun mayoritas penduduknya beretnis sunda yang menjadi sasaran "ulah" politik Arteria Dahlan.


Akan tetapi di sisi lain PDIP di Jawa Barat dalam satu dekade (10 tahun) terakhir menghadapi tantangan yang tidak sederhana. Persepsi publik Jawa Barat dalam konteks ini tepatnya komunitas muslim beretnis sunda membaca PDIP tidak ramah terhadap aspirasi umat islam bersamaan dengan proses penguatan islamisasi.kultural komunitas muslim sunda di Jawa Barat.  Amin Mudzakkir, peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutnya salah satu variabel sulitnya Jokowi menaklukkan Jawa Barat dalam.dua pilpres terakhir.


Disinilah letak tantangan PDIP dalam mempertahankan basis elektoralnya di Jawa Barat yang secara ideologis tidak se kokoh PDIP di Jawa Tengah dan Jawa Timur  (wilayah mataraman) selain unsur etnisitas sunda dalam corak ekspresi keislaman berbeda dari etnis Jawa Jika gerakan tagar #Sunda tanpa PDIP# yang disulut oleh prilaku politik Artera Dahlan  bertemu tarikan nafasnya dengan trend penguatan islamisasi kultural komunitas warga masyrakat sunda di Jawa Barat tentulah PDIP akan mengalami penggerusan elektoral di Jawa Barat lebih  dalam pada pemilu 2024.


Dalam konteks ini langkah taktis dan akomudatif Ono Surono ketua DPD PDIP jawa Barat diuji kemampuan daya baca politiknya untuk merespon secara artikulatif tantangan trend politik elektoral di atas. Menurut Prof. Dr. Jakub Sumardjo, seorang antrolog dan budayawan yang bermukim cukup lama di Bandung Jawa Barat trend model dan corak keislaman sunda sangat  berbeda dengan ekspresi corak Islam Jawa di mana PDIP "at home" di dalamnya. 


 

TAG#PDIP, #PARTAI POLITIK

190216266

KOMENTAR