Menakjubkan, Kampus Beruk Di Pariaman Akan Jadi Desa Wisata Nusantara

Pariaman, Inako
Menakjubkan! Mungkin itulah ungkapan yang pas untuk melukiskan kampus yang ada di Pariaman Sumatera Barat ini. Kampus ini bernama Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB). Citra kampus ini tentu berbeda jauh dari kampus dalam artian yang lazim kita dengar.
Di kampus ini, yang menjadi ‘mahasiswa’ nya bukan manusia sebagaimana lasimnya sebuah kampus, tetapi sekelompok monyet atau dalam bahasa setempat disebut beruk, yang tiap hari dikumpulkan di tempat ini untuk dilatih oleh tenaga professional untuk melakukan pekerjaan tertentu membantu manusia atau pemilik beruk.
Karena itu kampus ini tentu tergolong unik. Dan karena keunikan itulah maka Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal serta Transmigrasi (Kemendes PDTT) bakal menjadikan desa ini sebagai satu dari 25 desa wisata nusantara yang perlu dilestarikan.
"Penilaiannya banyak, di antaranya ada keindahannnya dan keunikannya. STIB ini termasuk unik karena tidak ada di daerah lain," kata Kasubdit Sarana dan Prasarana Traportasi Desa Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendes PDTT Gusti, saat memverifikasi desa wisata Apar Pariaman, Rabu pecan lalu.
Ia mengatakan keunikan tersebut yang harus dikembangkan untuk memperkenalkan desa ke kancah nasional dan internasional guna meningkatkan pendapatan.
Menurutnya dengan pengelolaan yang baik maka objek wisata yang dikembangkan oleh desa tersebut dapat menjadi sumber pendapatan warga dan desa.
Oleh karena itu, lanjutnya pemerintah pusat meminta desa untuk menggali potensi wisata yang ada di desa sehingga diharapkan nantinya setiap desa memiliki objek wisata.
"Sekarang kan pendapatan terbesar ke dua kita dari sektor wisata, jadi kalau banyak wisata maka pendapatannya juga semakin besar," katanya.
Ia menyebutkan penilaian desa wisata nusantara terbaik yaitu mulai dari potensinya, data yang disampaikan mulai dari jumlah pengunjung dan pendapatan untuk desa.
"Yang terpenting itu pendapatan untuk desa karena tujuannya wisata kan untuk menghidupkan badan usaha milik desa dan meningkatkan pendapatan desa, " kata dia.
.jpg)
Sementara itu, Kepala Desa Apar Hendric mengatakan awal mula berdirinya STIB tersebut karena warga di daerah itu banyak menjadi juru beruk atau tukang areh beruk.
"Potensi ini yang kami manfaatkan untuk objek wisata karena hal ini menarik," ujarnya.
Ia menyampaikan STIB tersebut memiliki sejumlah kurikulum mulai dari pengenalan beruk terhadap kelapa, beruk mulai memutar-mutar kelapa yang kedua sisinya bolong sebagai lubang masuknya kayu.
Selanjutnya dilanjutkan dengan memutar kelapa yang digantung, lalu beruk menjatuhkan kelapa dan memilih kelapa muda dan tua.
"Kalau sudah melewati itu maka beruk sudah bisa diserahkan kepemiliknya," kata.
Selain meninjau STIB, pihak kementerian juga meninjau objek wisata manggrove dan konservasi penyu yang juga terletak di desa itu.
TAG#Kampus Beruk, #Pariaman, #Desa Wisata
198732902
KOMENTAR