Mencari Pemimpin Sesuai Visi Indramayu Remaja

Oleh. : H.Mahpudin, SH, MM.M.kn
Dosen dan Advokad
Indramayu,Inako
Perhelatan suksesi kepemimpinan Indramayu pada pilkada langsung dalam sistem demokrasi Indonesia akan dilaksanakan pada akhir tahun 2020. Namun gaung pemanasannya sudah terasa sejak sekarang dan sudah bertebaran spanduk dan baliho para kandidat bakal calon bupati Indramayu untuk priode berikutnya pasca H. Taufik Hidayat sebagai Plt. Bupati Indramayu sisa periode Bupati Ana Sopanah yang mengundurkan diri dan digantikan oleh H. Supendi yang bernasib sial terkena OTT KPK.
Ditengah kegalauan karena kasus OTT KPK tersebut, tentu bukan lagi menjadi perkara mudah untuk mengkalkulasi figur kader yang akan diajukan sebagai calon bupati berikutnya bagi Penguasa Indramayu untuk tetap mempertahankan hegemoninya. Walaupun sudah diputuskan dan dideklarasikan H. Taufik Hidayat sebagai incumbent yang akan dimajukan, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan sesuai dengan kondisi terakhir yang mempengaruhinya, karena adakah pihak yang menjamin bahwa beliau tidak terkait paling tidak terserempet dalam pusaran kasus pada epicentrum kekuasaan yang pemeriksaaan saksi-saksi oleh KPK sudah mengalir sampai jauh yang secara tupoksi tidak ada kaitannya dengan pokok perkaranya. Disamping juga sudah adanya resistensi di lingkar dalam terhadap keputusan pencalonan H.Taufik Hidayat tersebut.
Terlepas dari point di atas, bahwa siapapun nantinya yang akan dimajukan sebagai bupati Indramayu berikutnya, pihak petahana (penguasa Indramayu) dimungkinkan masih akan tetap mengusung visi Indramayu Remaja (Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera) yang diklaim sebagai ide original The Master H. Yance.
Visi Indramayu Remaja sebagai sebuah kebijakan publik yang sudah berjalan dalam kurun waktu tiga priode bupati sejak 2005, patutlah kiranya untuk dikritisi oleh publik sejauh mana realisasi dan implementasinya di lapangan, adakah institusi atau pihak yang ditugasi tentu dengan dukungan segala perangkat dan fasilitasnya yang secara khusus untuk mengontrol atau mengevaluasi terhadap pelaksanaan visi Indramayu Remaja tersebut, di luar tupoksi inspektorat atau fungsi pengawasan DPRD.
Dalam perspektif penulis, sebagai otokritik terhadap visi Indramayu Remaja tersebut, cukuplah satu visi saja yaitu visi Relegius sebagai standar penilaian apakah visi relegius ini terimplentasi secara nyata dalam kehidupan keseharian warga masyarakat Indramayu. Apa standar ukuran keberhasilan atau terlaksananya aspek religius ini ?
Salah satu point dari aspek relegius ini adalah soal kepemimpinan. Kepemimpinan dalam khazanah ke-Islaman sudah menjadi mafhum bagi setiap muslim bahwa teladan kepemimpinan yang pertama dan utama adalah Rasulallah Muhammad Saw. Dimana sifat dan karakter kepemimpinan itu harus memenuhi 4 (empat) kriteria atau kualifikasi yaitu sidik, amanah, tablig dan fathonah.
Kriteria yang pertama dan kedua dalam perspektif modern atau dalam narasi kekinian adalah aspek integritas terkait soal moral (sidiq = jujur, amanah = terpercaya /tidak khianat), kriteria ketiga dan keempat adalah aspek kompetensi, terkait soal kemampuan atau keahlian dibidangnya. Tablig itu dalam term sekarang bisa diterjemahkan sebagai orator ulung. Ia bukan hanya bisa pidato dengan teks yang sudah disiapkan staf, tapi ia mampu bicara menyampaikan visi misinya secara bernas dan bernilai karena ia memang punya narasi berbasis literasi. Fathonah, ia mempunyai kompetensi kecerdasan baik kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosional, sehingga mampu mengambil keputusan secara bijak dan benar walaupun dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
Empat kriteria tersebut sejatinya harus menjadi prasyarat dan syarat utama bagi setiap pemilihan dan atau penunjukan pemimpin di semua level kepemimpinan di bumi Wiralodra ini, dan ini sejalan dan sebangun dengan visi relegius dalam visi Indramayu Remaja.
Disamping aspek integritas dan kompetensi tersebut, patut pula dipertimbangkan oleh yang punya kuasa (baca : H. Yance) untuk mengkaji juga aspek representasi, yaitu variabel keterwakilan, baik keterwakilan secara golongan (golongan agama/ ormas keagamaan), MUI, NU atau Muhammadiyah, Wasliyah atau PUI dan lainya, maupun keterwakilan secara wilayah : Indramayu Barat, Tengah atau Timur.
Dengan demikian rakyat Indramayu diberikan pilihan pemimpin terbaiknya yang memenuhi standar kriteria minimum yaitu integritasnya teruji, kompetensinya terbukti dan representasi golongannya jelas : MUI, NU atau Muhammadiyah, representasi kewilayahannya juga jelas : barat, tengah atau timur.
Pemimpin itu menginspirasi, ia menginspirasi terhadap nilai nilai : kebaikan, kebenaran, kejujuran dan keadilan. Bukan pemimpin yang menginspirasi kehampaan terhadap nilai karena minus narasi, integritas yang dipertanyakan, nihil komptensi dan tidak jelas representasinya.
Semoga warga masyarakat Indramayu pada pilkada 2020 yang akan datang mendapatkan pemimpin sesuai visi Indramayu Remaja yang sesungguhnya dan substantif bukan yang kaleng-kaleng.
Wallahu a'lam bisysyowab .
TAG#Indramayu, #The Master, #Pilkada Indramayu, #2020
198736811

KOMENTAR