Mengenal Sejarah Gebagh, Tarian Bidadari

Saverianus S. Suhardi

Friday, 01-04-2022 | 15:25 pm

MDN
Tarian Gebagh [ist]

 

Jakarta, Inako

Tarian Gebagh awalnya dikenal sebagai Tarian Semban Bidodari. Dalam Bahasa Besemah, Semban Bidodari berarti selendang besar yang dipakai oleh seorang bidadari yang menari. Berdasarkan cerita rakyat, konon hiduplah seorang laki-laki yang bernama Puyang Serunting Sakti (Si Pahit Lidah). Setiap kata atau ramalan yang diucapkannya pasti akan terjadi.

Puyang Serunting Sakti memiliki seorang istri, yang diyakini seorang bidadari dari khayangan. Pada suatu hari, Puyang Serunting Sakti dan istrinya menghadiri sebuah acara pernikahan. Istrinya diminta untuk menari. Istrinya itu menyetujui, asalkan Puyang Serunting Sakti memberikan selendang miliknya untuk menari. Selendang tersebut dirampas dan disembunyikan oleh Puyang Serunting Sakti di dalam ruas bambu yang biasa disebut tepang. Puyang Serunting Sakti mengabulkan permintaan tersebut dan istrinya itu pun menari.

Semua orang takjub dengan kecantikan dan kelihaian menari sang bidadari. Saking takjubnya, semua orang tidak menyadari, istri Puyang Serunting Sakti sudah tidak menginjak bumi lagi. Dia melayang-layang semakin tinggi dan kemudian kembali ke khayangan, tempat asalnya.

Pada tahun 1950-an, Tarian Semban Bidodari lebih dikenal sebagai Tarian Gebagh, yang artinya merentangkan tangan, sehingga menyerupai sayap. Gerakan para penari seperti sedang terbang dengan tangan yang melambai-lambai.

Pada zaman dahulu, tarian ini dibawakan untuk menyambut raja atau pembesar. Sebelum membawakan tarian ini, dilakukan ritual khusus. Tujuannya, tarian bisa dibawakan dengan lancar dan para penari tampil layaknya para bidadari.

KOMENTAR