Menguji Pasangan Independen

Hila Bame

Wednesday, 15-07-2020 | 18:24 pm

MDN

 

Oleh: Adllan Daie

Pemerhati politik elektoral Indramayu.

Jakarta, Inako

 

Bagaimana kita membaca peluang pasangan calon perseorangan (independen) Toto.Deis yang hampir pasti menurut sejumlah media online lolos dalam verifikasi faktual untuk ditetapkan  KPUD Indramayu sebagai salah satu pasangan calon dalam kontestasi pilkada Indramayu 2020? Jawabanya tentu tidak sederhana karena pilkada bersifat elekroral, yakni "one man, one vote, one value",  tidak bisa dibaca semata gerakan fisik melainkan bagaimana menciptakan suasana kebatinan publik tergiring kecenderungan pilihannya.


Adalah fatal jika partai Golkar saat dilanda konflik internal sangat tajam dan terbebani kasus OTT KPK yang menjijikan publik serta partai - partai lain non Golkar yang hingga kini "maju mundur syantik" ala artis Syahrini dalam membangun koalisinya memandang sebelah mata peluang menang  pasangan independen.  Di Jawa Barat  sejarah kemenangan pasangan independen pernah terjadi di Kab. Garut (2009) dan berpeluang terulang di Indramayu membaca peta krusial partai - partai politik sebagaimana digambarkan di atas.


Sebaliknya,  fatal pula jika tim sukses terlebih Toto Sucartono sendiri membaca peluang menang hanya merujuk pada basis elektoralnya saat menjadi calon bupati bersama pasangannya H Rastawiguna (2015) diusung koalisi PDIP dan PKB dengan elektoral sebesar 44%. Angka elektoral ini harus dibaca dalam konteks selain berkait dengan asupan elektoral partai pengusungnya juga bersifat "metling pot", di mana suara ketidakpuasan terhadap petahana bertumpuk pada satu pasangan calon karena kontestasinya bersifat "head to head".

Di sinilah pentingnya "political marketing",  pendekatan pemasaran politik bagi pasangan independen dalam membuka peta jalan kemenangannya. Dalam perspektif Bruce J Newman, penulis buku "Handbook Of Political Marketing" pemasaran politik meskipun pada dasarnya adopsi dari konsep pemasaran produk komersial meliputi teknik survei pasar dan branding akan tetapi terdapat perbedaan unik dan prinsip di antara keduanya :


Pertama,  produk politik memiliki nilai simbolik, bersifat tidak terlihat (Intangible). Calon menjual "janji" atau program. Produk komersial sudah bersifat barang dan jasa. Artinya, seseorang memilih calon lebih kompleks, menyertakan nilai - nilai yang mengikat pemilih salah satunya dengan partai pengusung dengan basis ideologi kokoh. Berbeda dengan produk komersial di mana seseorang menentukan pilihan lebih simpel karena harga murah, kualitas bagus dan tidak menyertakan ideologi dalam perilaku konsumen.


Kedua,. dalam pemasaran politik konsumen (pemilih) memilih hanya satu produk (satu pasangan calon).dan menghindari memilih yang lain. Sementara pemasaran produk komersial konsumen dapat memilih beberapa produk berkualitas sekaligus. Orientasi pemasaran politik bersifat jangka panjang, menumbuhkan loyalitas dan kesetiaan di satu pihak sementara orientasi pemasaran produk komersial lebih pada sisi kualitas produk yang kasatmata, harga dan nilai praktis di pihak lain.


Pendekatan pemasaran politik sebagaimana didefinisikan Bruce J Newman di atas adalah batu uji bagi pasangan independen untuk diaplikasikan dengan segala  modifikasinya secara kontekstual sebagai  methode menarik magnit menghimpun elektoral dalam ikhtiatlr mencetak sejarah baru memenangkan kontestasi Pikada Indramayy 2020, tentu lebih rumit dari sekedar menghimpun puluhan ribu KTP bersifat fisik dan tidak selalu berbanding lurus dengan kemungkinan raihan elektoral bersifat non fisik (intangible) yang akan diperolehnya.


Inilah sisa waktu yang tepat hingga rentang empat bulan ke depan untuk dimaksimalkan oleh pasangan Independen dalam.melakukan massifikasi gerakan berbasis methodologi pemasaran politik saat partai Golkar dan partai-partai lain masih belum jelas selain berdasarkan rilis sejumlah lembaga survei para calon yang diandaikan diusung partai-partai di atas tak satupun memiliki elektoral tinggi justru menggambarkan bahwa mayoritas mutlak pemilih sebesar kurang lebih 70% belum menentukan pilihan apapun.

Hanya dengan methodologi pendekatan marketing secara profesional.dan terukur di atas itulah rangkaian kerja tim sukses pasangan calon independen tidak terjebak pada klaim - klaim bersifat fantasi politik agar tidak ambyar harapannya  memenangkan pilkada Indramayu 2020.

Selamat berjuang,. Kawan !

TAG#ADLAN DAIE

198737235

KOMENTAR