Menhan Minta Ulama Jaga Pancasila Dan NKRI

Binsar

Tuesday, 09-04-2019 | 10:18 am

MDN
Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu meminta ulama untuk mengawal Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). [ist]

Pekalongan, Inako –

Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu meminta ulama untuk mengawal Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasalnya, saat ini terdapat gerakan yang secara terang-terangan ingin menggantikan dasar negara Pancasila dengan ideologi lain.

Hal itu disampaikan Ryamizard saat menghadiri Thoriqoh Kebangsaan Konferensi Ulama Sufi Internasional yang mengambil tema "Mengimplementasikan Tasauf untuk Kebahagiaan Umat Manusia dan Keselamatan Negara" di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4/2019). 

"Tema yang diambil pada kesempatan kali ini saya pandang relevan dalam rangka mengingatkan kembali akan hakekat dan jati diri umat Islam Indonesia yang sesungguhnya di tengah maraknya aliran dan faham ideologi lain yang ingin mengganti ideologi Pancasila," ujarnya.

Dalam era perkembangan modernisasi dan globalisasi saat ini, kata Ryamizard, di samping ancaman-ancaman berbentuk fisik baik ancaman nyata dan ancaman belum nyata, Indonesia juga harus mewaspadai ancaman disintegrasi bangsa melalui perubahan mindset. Tujuannya adalah merubah ideologi negara Pancasila. 

"Dengan kekuatan soft power, ancaman ini terus berupaya secara sistematis, terstruktur dan masif untuk merusak jati diri anak bangsa Indonesia dengan ideologi radikal. Pengaruh mindset ini merusak jati diri anak bangsa yang ujungnya adalah suramnya masa depan generasi muda Indonesia," katanya. 

Saat ini, salah satu ancaman yang sangat nyata dan merupakan salah satu bentuk penistaan terhadap agama, negara dan bangsa Indonesia yang sangat berpengaruh terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa adalah terorisme dan radikalisme. Ancaman ini tidak hanya menimbulkan kerugian material dan nyawa serta menciptakan rasa takut dimasyarakat, tetapi juga telah mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara. 

"Terorisme dan radikalisme yang kita hadapi saat ini adalah ancaman teroris generasi ketiga. Ciri Khusus dari ancaman terorisme generasi ketiga ini adalah kembalinya para militan asing ISIS dari Timur Tengah serta berevolusinya ancaman dari yang bersifat tersentralisasi menjadi terdesentralisasi yang menyebar keseluruh belahan dunia setelah kekalahan ISIS di Syria dan Irak," tegasnya. 

KOMENTAR