Menkes RI: Aceh Masuk Provinsi Merah TBC

Sabang, Inako –
Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menilai TBC saat ini menjadi salah satu penyakit menular yang menakutkan dan mewabah di beberapa daerah. Bersama HIV dan Kusta, TBC menjadi konsen pemerintah dalam hal ini Kemenkes.
Dari sekian daerah yang didata Kemenkes, Provinsi Aceh termasuk salah satu provinsi yang masuk kategori merah karena memiliki penularan tuberculosis (TBC) yang tertinggi.
Pernyataan itu disampaikan Nila saat memberikan orasi ilmiah dalam sidang terbuka dies natalis Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK Unsyiah) ke-37 di Aula Multi Purpose FMIPA Unsyiah di Darussalam, Banda Aceh, Sabtu (27/4/19).
“Saat ini Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai penyakit menular yang belum diselesaikan dengan maksimal, seperti HIV, kusta, dan TBC, di mana Indonesia menempati posisi ketiga di dunia untuk kasus TBC dan Aceh salah satu provinsi tertinggi,” katanya.
Menurut dia, meskipun menular, penyebaran TBC dapat dicegah dengan secara sederhana. Salah satunya adalah dengan dengan beretika santun saat batuk.
“Harus ada kesantunan dan etika saat batuk, salah satunya menggunakan masker agar kuman tidak berpindah ke orang lain,” katanya.
Nila juga mengapresiasi Pemerintah Aceh yang serius menyelesaikan kasus stunting.
“Ini sejalan dengan semangat Pemerintah Indonesia yang ingin menyelesaikan kasus stunting secara nasional, karena apa bila tidak dicegah dapat berdampak hilangnya kualitas dan produktivitas dan menjadi ancaman bagi generasi Indonesia di masa mendatang,” katanya.
Karena itu dibutuhkan kerja keras bersama semua pihak dalam menyelesaikan masalah tersebut, termasuk dengan mengoptimalkan pola asuh anak, pola makan, serta pembenahan sanitasi dan air bersih.
Ia juga mengajak kepada tenaga kesehatan untuk selalu melayani serta aktif mendampingi masyarakat agar dapat menerapkan hidup sehat.
“Tenaga kesehatan harus terus meningkatkan kompetensi diri agar handal dan mampu melayani masyarakat dengan baik,” katanya.
Sementara itu, Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal mengatakan harapan hidup masyarakat Indonesia masih rendah dibandingkan negara maju.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam beberapa tahun terakhir, angka harapan hidup orang Indonesia berkisar 70 tahun. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan harapan hidup di negara mapan, seperti Jerman, Jepang, atau Amerika. Bahkan di kawasan ASEAN, Indonesia masih tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam.
TAG#Menkes RI, #Nila Farid Moeloek, #TBC, #Aceh
190215618
KOMENTAR