Menko Luhut : Rencana Struktur Finalisasi Dana Abadi Akan Dibahas Akhir Januari 2020 di Tokyo

Hila Bame

Tuesday, 14-01-2020 | 17:07 pm

MDN


Abu Dhabi, Inako


Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan mengatakan dalam pertemuan antara Presiden, Putra Mahkota UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) dan Masayoshi Son di Abu Dhabi pada Selasa (14/1/2020), dibahas pula rencana struktur dan finalisasi Dana Abadi/Sovereign Wealth Fund (SWF), yang akan dilakukan akhir bulan ini di Tokyo.    

"Finalisasinya akan dilakukan oleh Menteri BUMN dan wakilnya, ada dari tim Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi serta penasehat hukum. Kami melibatkan ahli hukum karena kami berencana membuat UUnya, dana ini kan melibatkan dana dari luar negeri, auditnya pun akan dilakukan badan yang kredibel, auditor internasional yang independen mungkin akan dilibatkan sehingga tidak merusak kepercayaan para pemilik dana. UEA sudah berpengalaman mengelola SWF di negara lain, seperti Mesir dan India sehingga mereka bisa mengantisipasi masalah apa saja yang biasanya yang muncul," kata Menko Luhut.     

Ia berharap, setelah finalisasi SWF bisa dimulai sekitar pertengahan tahun ini dan digunakan untuk pembangunan Ibu Kota Baru, juga akan digunakan pada sektor lain, seperti infrastruktur dan investasi. 

SWF pada intinya adalah  lembaga yang bertugas untuk mengelola dana abadi yang berasal dari dana tabungan sebuah negara. Menko Luhut juga mengatakan, ia dan pemerintah akan terus mengawal ini agar sukses.       

"Hal seperti ini tidak bisa berhasil jika kita tidak melakukan apa-apa. Kerja sama dengan UEA ini berhasil setelah puluhan  atau ratusan kali bertelepon atau melalui pesan singkat dengan Menteri Suhail atau Putra Mahkota, atau berkali-kali saya datang langsung ke sini menemui mereka. Kita harus tekun dan kerja keras. Seperti yang sudah sering saya sampaikan sebagai pejabat kita tidak bisa hanya duduk saja menunggu orang datang. Kita yang harus menjemput bolanya," jelasnya.      

Terbukti, lanjutnya, kerja sama ekonomi Indonesia-UEA dengan proyek senilai USD 22,89 miliar USD dimana partisipasi UEA sekitar 33% (USD 6,8 miliar USD) dapat disepakati dalam waktu enam bulan.

"Komunikasi yang mudah juga tidak mudah terjadi, kita harus membangun trust dan harus tahu bagaimana memposisikan diri," ujarnya.      

Sore harinya, Menko Luhut bertolak ke Dubai untuk menerima tim dari Etisalat Ali Amiri Group Chief Center, yang membicarakan kemungkinan investasi di bidang data center, lalu bertemu dengan tim dari Custom World Nadya Abdullah Kamali, Chief Executive Officer yang membicarakan kemungkinan investasi dan kemungkinan kerja sama dengan pengiriman barang dari dan menuju Dubai.

KOMENTAR