Mikael Mali: Politisi Kristiani Harus Berperan Dalam Perumusan Kebijakan Penting Untuk Kebaikan Umum

Binsar

Friday, 19-10-2018 | 15:16 pm

MDN
Mikael Mali, Caleg DPRD Dapil 2 DKI Jakarta [Inakoran.com]
"Politisi Kristiani harus mengambil peran penting dalam merumuskan kebijakan penting dan strategis nasional untuk kebaikan umum"

 

Jakarta, Inako –

Calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), daerah pemilihan (dapil) 2 DKI, yang meliputi Kecamatan Kelapa Gading, Cilincing dan Kecamatan Koja, Mikael Mali mengatakan, setiap politisi atau kader kristiani diharapkan bisa mengambil peran secara langsung dan nyata dalam setiap fase perumusan atau merancang sebuah kebijakan di negeri ini.

Mikael Mali [ist]

 

Pasalnya, segala keputusan penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak selalu diawali dari fase perumusan. Karena itu, orang yang dipercaya untuk merancang atau merumsukan kebijakan diharapkan memiliki semangat atau spirit kebangsaan yang tinggi sehingga setiap kebijakan yang dirumuskan harus bermuara pada terciptanya kebaikan umum (bonum commune) atau kesejahteran bersama.

Pernyataan itu disampaikan Mikael, saat menjadi panelis dalam sebuah diskusi panel dengan tema Peran Politisi Kristiani Dalam Penguatan Politik Kebangsaan, yang diselenggarakan oleh www.bersih.id, di Restoran Handayani, Jl. Matraman Raya, Jakarta Timur, Kamis (18/10/2018).

 

Selain Miakel, diskusi panel itu juga dihadiri sejumlah panelis lain seperti, Cyrillus I Kerong, seorang aktivis dan tokoh Katolik, yang juga Calon Anggota DPR RI daerah pemilihan Jakarta Utara dan Barat serta kepulauan Seribu; Herman YL Wutun, Ketua Umum Induk KUD; Achsen Gumelar, seorang tokoh Katolik Keuskupan Bogor; dan Pdt. Berton Silaban, S.Th, Penyuluh Agama Kristen Protestan Non-PNS Provinsi DKI Jakarta.

Terkait fase perumusan kebijakan penting bangsa, Caleg kelahiran Ende Flores ini berpendapat bahwa caleg Kristiani harus bisa mengambil peran penting di fase ini. Ia beralasan, fase ini membutuhkan orang-orang dengan pemikiran dan wawasan yang jernih dalam bingkai spirit kebangsaan.

Dari Kiri: Cyrillus Kerong, Dion Pare, Mikael Mali, Achsen Gumelar, Herman Wutun dan Pdt. Berton Silaban [Inakoran.com] 

 

Ia mengaku, kapasitas dan spirit kebangsaan itu ada dalam diri setiap politisi dan kader Kristiani. Karena itu, ia mengajak semua pihak agar mendorong orang-orang berkualiats dari kalangan gereja untuk berperasn di sejumlah lembaga atau institusi, slah satunya adalah dewan perwakilan rakyat baik di daerah maupun tingkat pusat.

Selama ini, kata alumnus Pasca Sarjana Universiats Jayabaya ini, orang sering ribut ketika sebuah kebijakan itu dilaksanakan, karena menilai kebijakan itu tidak memformulasikan kepentingan bersama dan kebaikan umum.

“Itu percuma, sebab apa yang dilaksanakan di lapangan sudah diputuskan melalui sebuah perdebatan yang panjang dan alot di dewan,” katanya sambil menyebut beberapa kebijakan sebagai contoh, yang ada di DKI, yang kelak akan menjadi arena ia berjuang untuk kebaikan warga secara umum.

Karena itu, lanjutnya, ke depan ia berharap semakin banyak kader Kristiani yang bisa terlibat dalam prosen perumusan dan rancangan sejumlah kebijakan yang menyangkut rakyat banyak.

Cyrillus I Kerong [ist]

 

Sementara itu, Cyrillus I Kerong, panelis lain yang juga Caleg DPR RI dapil Jakarta Utara dan Barat, mengatakan bahwa setiap politisi Kristiani harus mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Kristianitas antara lain jangan mencuri, jangan berdusta, jangan menipu, dsb.

Kerong mengaku, politik memang bukan soal baik buruk, atau soal benar salah tetapi soal menang kalah. Namun, dengan mengatakan itu, ia tidak bermaksud mengatakan bahwa segala cara bisa dihalalkan asalkan tujuan tercapai. Ia hanya menegaskan bahwa tujuan politik adalah merebut kekuasaan dan itu mengandaikan kita memenangi pertarungan.

Nilai-nilai Kristiani, katanya diwujudkan saat kita telah meraih kekuasaan, dan dalam proses meraih kekuasaan, tidak jarang prinsip-prinsip Kristiani agar sulit diterapakan secara sempurna, katanya.

 

Baca juga :


 

 

 

KOMENTAR