Mikel Arteta Membantah Tudingan Menyiksa Pemain yang Sedang Cedera

Binsar

Monday, 07-12-2020 | 09:25 am

MDN
Bek asal Pantai Gading Tottenham Hotspur Serge Aurier (kiri) dan bek Arsenal asal Skotlandia Kieran Tierney bersaing memperebutkan bola selama pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Tottenham Hotspur dan Arsenal di Stadion Tottenham Hotspur di

 

 

Jakarta, Inako

Pelatiah Arsenal Mikel Arteta membantah tuduhan bahwa dirinya memaksa pemain yang sedang cedera untuk terus bermain.

Tuduhan itu muncul saat Arteta tertangkap kamera mendorong gelandang Thomas Party untuk kembali masuk lapangan dan terus bermain saat timnya sedang tertinggal dari Tottenham Hotspur, dalam lanjutan Liga Inggris, semalam.

Arsenal menelan kekalahan 0-2 dari Spurs di derbi London Utara, Senin (7/12) dini hari WIB.

Akibat kelahan tersebut, kini Arsenal masih terpuruk di posisi 15 klasemen Liga Inggris, dengan nilai 13 dari 11 pertandingan, enam kali kalah, empat kali menang dan draw sekali.

 

Sementara Spurs, berkat kemenangan atas Arsenal, kini ia semakin kokoh di puncak klasemen, dengan raihan 24 poin dari 11 pertandingan.

Arteta dituding menyiksa pemain, usai tertangkap kamera memaksa gelandang seharga 855 liliar rupiah Thomas Party yang tengah cedera untuk terus bermain saat Arsenal menderita serangan balik Spurs, yang akhirnya menghasilkan gol kedua pasukan Jose Mourinho tersebut.

Menurut Arteta, dia tidak menyiksa Party, seperti yang diberitakan, tetapi hanya mendorongnya agar kembali ke lapangan guna mencegah serangan balik Spurs yang berbuntut terjadinya gol kedua oleh Harry Kane.

“Dia harus tetap di lapangan,” katanya kepada BBC Sport. “Saya memuji gol pertama mereka, ini adalah gol kelas dunia, tetapi untuk gol kedua kami kehilangan satu pemain, kami meninggalkan celah besar, dan mereka memanfaatkannya.”

 

Dua gol Spurs lahir dari kaki Son Heung pada menit ke-13 dan Harry Kane di pengujung babak pertama.

Arteta tidak menyalahkan anak asuhnya atas kekalahan itu, sebab menurutnya, para pemain Arsenal tampil mendominasi, memiliki banyak peluang, hanya saja tidak ada satupun peluang yang bisa dikonversi menjadi gol.

“Setelah itu kami mendominasi, mereka tidak memiliki peluang tetapi mereka memenangkan pertandingan. Saya tidak tahu apa lagi apa yang bisa kami lakukan. Jika kami tidak dapat mencetak gol, kami tidak dapat memperbaiki situasi kami,” tegasnya.

KOMENTAR