Milenial Dianggap Cenderung Gagal Kelola Uang Pribadi

Jakarta, Inako
Generasi milenial dalam kurun 10 tahun terakhir ini menjadi generasi yang 'hot' untuk dibicarakan baik dari sisi positif maupun sisi negatif. Bahkan dalam bidang politik generasi milenial dianggap sebagai kelompok yang paling potensial meraup dukungan suara dalam kontestasi Pemilu. Karena itu, strategi perlu diubah dan disesuaikan dengan pola pikir milenial.
Hal yang sama juga terjadi dalam bidang bisnis. Pola bisnis yang saat ini berubah menjadi pro teknologi tidak dipungkiri lahir karena adanya generasi milenial ini. Dan hal ini merubah bisnis model yang sudah ada dan bertahan bertahun-tahun.
Bisnis-bisnis lama yang tidak mengikuti perubahan (seperti bisnis media cetak, koran dan majalah) ikut bertumbangan dengan era teknologi yang konsumsi terbesarnya adalah generasi milenial.
Kemudahan-kemudahan yang didapat memang memberikan banyak efek positif tapi juga efek negatif terutama ketika menyangkut ke masalah keuangan generasi milenial. Stigma milenial yang cenderung boros, tidak bisa menabung, lebih suka jalan-jalan, beli gadget dan lain sebagainya yang kemudian turut membuat milenial banyak melakukan kesalahan keuangan.
Akibatnya milenial cenderung gagal dalam mengelola keuangan mereka. Nah, apa saja yang menjadi penyebab utamanya? Yuk kita bahas bersama.
Banyak yang Tidak Mengerti Dasar Mengelola Keuangan
Ini problem dari semua generasi di Indonesia baik orang tua kita yaitu baby boomer, maupun generasi X dan generasi milenial. Mengapa demikian? Sebenarnya hal sepele.
Orang Indonesia dari kecil tidak pernah diajarkan secara formal bagaimana mengatur keuangan pribadi mereka. Nah kalau urusan ini sepertinya sih bukan cuma penyakin generasi milenial, tapi juga penyakit generasi sebelumnya seperti baby boomer dan generasi X alias baby buster.
Mengapa demikian? Karena dasar-dasar mengelola keuangan pribadi itu tidak pernah diajarkan di bangku sekolah baik level Sekolah Dasar, Menengah maupun Atas. Akhir-akhir ini di beberapa kampus sudah mulai diadakan kelas Perencanaan Keuangan Pribadi, tapi kelasnya masih bersifat pilihan bukan kelas wajib.
Sementara kita dari masih muda sudah diajarkan banyak sekali rumus cara mengelola keuangan perusahaan, seperti kelas Akuntansi dan Keuangan Perusahaan. Akibatnya bisa ditebak, kita semua jago mengelola keuangan perusahaan tapi berantakan ketika harus mengelola keuangan pribadi.
Padahal mengelola keuangan yang baik itu haruslah sudah menjadi kebiasaan. Dan yang namanya kebiasaan tidak bisa dipelajari dan dilakukan mendadak. Kebiasaan harus dipupuk dari kecil sehingga ketika sudah dewasa menyatu menjadi karakter orang tersebut.
Akibatnya bisa ditebak, orang Indonesia rata-rata jago mengelola keuangan perusahaan tapi gagal dalam mengelola keuangan pribadi. So, jadi tidak heran kan kalo banyak orang bilang kalo orang Indonesia itu adalah masyarakat konsumtif?
TAG#Generasi Milenial, #Kelola Uang Pribadi, #Masaah Keuangan
198737135
KOMENTAR