Minus Suku Cadang, Sriwijaya Air Terancam Berhenti Beroperasi

Jakarta, Inako
Sriwijaya Air terancam tidak bisa meneruskan kegiatan operasional karena tidak adanya suku cadang, padahal krusial untuk standar keamanan. Kondisi Swijaya Air semakin sulit sejak putus kerja sama dengan PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) atau GMF.
"Kondisi spare part yang tidak ada, hanya ada oli saja dan itu juga terseok-seok. Kemudian orang juga terbatas, limited, yang qualified-nya juga bisa dihitung jari, sisanya adalah yang mekanik dan engineer yang kualitasnya kurang bagus, itu pun sangat sedikit," ceritra Direktur Teknik Sriwijaya Romdani Ardali Adang.
Romdani mencontohkan kondisi 6 pesawat di Cengkareng. Ia mengatakan hanya ada 2 engineer dan 3 mekanik untuk menangani 6 pesawat. Sriwijaya Air sudah melaporkan kondisi ini ini ke Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) dan hasilnya tidak sempurna.
"Karena dengan kondisi adanya problem yang timbul, dengan waktu yang diperlukan, disediakan dari jam 10 pagi sampai 5 pagi sudah terbang lagi, itu berat untuk membuat pesawat bisa sesuai dengan ketentuan yang berlaku," jelas Romdani.
Saat ini Romdani memilih mengundurkan diri dari Sriwiaya Air karena tidak mau menanggung risiko. "Jadi kami sangat peduli karena surat kami tidak dipedulikan, saya nggak mau menanggung risiko yang terjadi, lebih baik saya mengundurkan diri sebagai konsekuensi saya sebagai safety penerbangan," tambah Romdani.
TAG#Sriwijaya Air, #Maskapi Penerbangan, #Garuda Indonesia, #Suku Cadang
190215722
KOMENTAR