Mizuho Financial Group Kandidat Potensial Akuisisi Bank Permata

Sifi Masdi

Monday, 21-01-2019 | 19:53 pm

MDN
PT Bank Permata [ist]

Jakarta, Inako

Rencana divestasi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang kemungkinan akan dilakukan oleh pemegang saham Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII) diprediksi berada di rentang harga premium.

Dalam riset PT RHB Sekuritas Indonesia per 20 Desember 2018, jika divestasi Bank Permata dilakukan oleh satu dari dua pemegang saham mayoritas itu, maka harga penjualan setidaknya atau minimal 1x PBV. Saat ini rasio perbandingan harga saham dengan nilai buku atau price to book value (PBV) Bank Permata berada di 0,9x.

"Atau kecenderungan harga premium itu dari pembeli Jepang mengingat sudah terjadi [sebelumnya seperti] di BPTN yakni 4,5x PBV oleh SMCB pada 2013 dan Danamon 2x PBV oleh MUFG pada 2017-2018," tulis analis RHB Sekuritas Indonesia, Alvin Baramuli, dalam risetnya.

PBV adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, memiliki valuasi yang tinggi (overvalue) sedangkan saham yang memiliki PBV di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah alias undervalue.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia, harga saham Bank Permata akhir pekan lalu masih diperdagangkan di level Rp 705/saham dan bergerak harian di level Rp 655 hingga 710/saham yang merupakan level tertinggi. Senin pagi ini, (21/1/2019), saham BNLI melesat 13% di level Rp 800/saham.

Harga BNLI pernah di level Rp 1.439/saham pada 27 Februari 2015 tapi kemudian beranjak turun. Dalam tiga bulan terakhir saham BNLI sudah naik 71%, sementara setahun terakhir naik 30%.

RHB juga menilai Mizuho Financial Group (MFG) berpotensi menjadi kandidat potensial untuk mengakuisisi divestasi Bank Permata. Mizuho dianggap menjadi pembeli potensial karena salah satu raksasa keuangan asal Jepang itu memang tengah berupaya untuk membeli bank di Indonesia.

"Laporan berita mengindikasikan bahwa bank Jepang dapat menjadi pembeli potensial dan kami pikir Mizuho adalah kandidat yang potensial karena mereka tengah berupaya membeli bank di Indonesia, misalnya [ingin beli] Panin pada 2015, dan [Mizuho] merupakan satu-satunya bank Jepang lain yang sudah hadir di Indonesia."  


 


 

KOMENTAR