Mohamad Nasir: Pendidikan Berbasis Permintaan Pasar Cipta Daya Saing

Hila Bame

Friday, 23-11-2018 | 15:05 pm

MDN
Ilustrasi (ist)

 

Jakarta, Inako 

Selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan budaya riset dan inovasi di perguruan tinggi, lembaga penelitian, serta masyarakat.

Sejak lama negara telah melakukan berbagai pendekatan dibidang pendidikan misalnya pendekatan Supply driven yang telah menjadi baku namun tidak bertemu dengan dunia usaha atau industri. 

Lembaga pendidikan sebagai pencetak tenaga kerja seolah paling tahu, namun dinilai tidak siap berhadapan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Karena itu saatnya harus berubah dengan pola demand driven (pola ajar berdasarkan kebutuhan dunia industri atau pasar tenaga kerja).  Pendidikan berbasis kejuruan adalah jawabannya. 

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyatakan ekonomi berbasis inovasi merupakan hal utama untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara di acara Seminar "4 Tahun Kinerja Jokowi-JK: Peningkatan Daya Saing" di Universitas Airlangga, Surabaya, Kamis (22/11/2018).

“‘Tren riset di Indonesia saat ini terlalu berbasis suplai (supply driven) dan akan jauh lebih baik apabila industri lebih berperan mendorong riset ke arah demand driven, supaya tercipta transformasi yang kita cita-citakan,” ujar Nasir  Jumat (23/11).

Dia menekankan bahwa riset dan inovasi merupakan kunci utama dari transformasi tersebut. Dan selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK kementeriannya telah melakukan berbagai kebijakan terkait kebutuhan dunia industri. 

Para dosen diimbau melakukan penelitian pada bidang keilmuannya dan menerapkan hasil penelitiannya untuk membantu memajukan kualitas hidup masyarakat.

KOMENTAR