Muhammad Ali Tercatat Mampu Melempar 12 Pukulan Dalam 2,8 Detik

Jakarta, Inako
Sebuah rekaman lama dari salah satu pertarungan Ali, muncul secara online belum lama ini. Rekaman tersebut memperlihatkan bagaimana Ali memperlihatkan kecepatan pukulannya yang membuat lawan tidak berkutik.
Salah satu korbannya adalah Brian London. Dia boleh disebut sebagai petinju bernasib malang yang pernah merasakan kombinasi pukulan tercepat dan paling brutal Ali tanggal 6 Agustus 1966.
London melawan Ali dalam pertarungan gelar kelas berat dengan yang terakhir menjadi favorit luar biasa. Ia memasuki pertarungan dengan Ali dengan skor 24-0.
Bagaimanapun, London bukanlah petinju sembarangan. Setelah mengalahkan Joe Erskine untuk memenangkan gelar kelas berat Inggris dan Persemakmuran pada tahun 1958, ia datang ke pertarungan dengan lebih banyak pengalaman, delapan tahun lebih tua dari Ali.
Ali, bagaimanapun, benar-benar disampaikan saat ia mengenakan kelas master untuk mengalahkan London di ronde ketiga.
Dengan lawannya hanya mendaratkan satu pukulan di seluruh pertarungan dan berada dalam kendali penuh, Ali memutuskan untuk menyelesaikan kontes dengan rentetan pukulan yang cepat, menunjukkan kecepatan tangan yang luar biasa yang jarang terlihat hari ini.
Dua belas pukulan dalam 2,8 detik, yang ke-10 merupakan pukulan penentu, dilakukan dengan tepat saat Ali meraih kemenangan untuk memperpanjang rekor tak terkalahkannya.
Tentu saja, dia akan terus menciptakan sejarah lebih jauh. Rekornya mengalahkan 21 petinju kelas berat yang berbeda untuk merebut gelar bertahan selama 35 tahun saat Ali menyelesaikan karirnya sebagai juara dunia tiga kali.
Belum lagi pertarungan ikonik seperti 'The Rumble in the Jungle' dan 'The Thrilla in Manila' yang dia ikuti, yang terakhir melawan Joe Frazier, yang menyebabkan kekalahan profesional pertama Ali pada tahun 1971 dalam pertarungan yang dijuluki 'Fight of the Abad'.
Brian London sendiri memiliki sedikit penyesalan tentang pertarungan mereka, tetapi tidak diragukan lagi tentang kehebatan Ali.
Berbicara pada tahun 2016, tahun Ali meninggal dengan sedih, London berkata: "Saya ditanya setelah kekalahan saya apakah saya ingin pertandingan ulang dengan Ali dan saya mengatakan hanya jika seseorang mengikatkan beban seberat 56 pon ke masing-masing kakinya.
“Melawan Ali adalah kehormatan terbesar. Dia adalah salah satu dari dua favorit saya, yang lainnya adalah Rocky Marciano. Setelah saya melawan Ali, saya selalu merasa saya harus membawanya lebih jauh. Aku menjual diriku sendiri."
TAG#Muhammad Ali, #petinju, #kelas berat
198732089
KOMENTAR