Mundur dari Sekjen PDIP Pilihan tepat Fakta Persidangan Mengungkap Suap dikoordinasikan ke Hasto

Oleh : Petrus Selestinus, Koordinator TPDI & Advokat Peradi
Jakarta, Inako
Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK pada persidangan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, tanggal 6 Mei 2020, telah membacakan tuntutan pidana terhadap Terdakwa Saeful Bahri, Kader PDIP yang juga Staf Khusus Hasto Kristiyanto dalam perkara suap kepada Wahyu Setiawan, mantan Komisioner KPU dengan tuntutan pidana 2,5 tahun penjara.
BACA JUGA: Asisten pribadi Ivanka & Pelayan pribadi Trump terbaru positif virus corona
Publik berharap KPK tidak berhenti pada Saeful Bahri dkk. dan melakukan tebang pilih dalam menjerat mereka yang terlibat perkara suap mengguncang banteng moncong putih, terutama sosok Hasto Kristiyanto, Sekjen DPP PDIP, karena sejak terjadi OTT terhadap Wahyu Setiawan, Saeful Bahri dkk dalam kasus suap PAW Harun Masiku, nama Hasto kristiyanto disebut-sebut jadi target OTT KPK.
Meskipun Hasto Kristiyanto dan Tim Hukum membantah jadi target OTT KPK dan membantah terlibat dalam kasus suap Wahyu Setiawan, namun fakta-fakta persidangan mengungkap bukti keterlibatan Hasto Kristiyanto, terkonfirmasi dan tervalidasi menjadi alat bukti sah yang dapat digunakan KPK untuk menjerat Hasto Kristiyanto menjadi tersangka menyusul Saeful Bahri.
Fakta-fakta persidangan perkara Suap terhadap Wahyu Setiawan di Pengadilan Tipikor tanggal 30 April 2020, Saksi Saful Bahri mengaku pernah menerima uang sebesar Rp 850 juta dari eks caleg PDIP Harun Masiku, uang tersebut diketahui berdasarkan keterangan Saeful Bahri sebagai Terdakwa dan Saksi disumpah, untuk menyuap Wahyu Setiawan, sempat ia laporkan ke atasannya Hasto Kristiyanto.
Sumber dan kemana aliran uang suap selalu dilaporkan Saeful Bahri kepada Hasto Kristiyanto, merupakan fakta-fakta persidangan yang terungkap melalui keterangan Saksi dan Terdakwa, sehingga keterangan demikian, otomatis menjadi alat bukti yang sah dan memiliki legitimasi kuat, untuk menyeret Hasto Kristiyanto menjadi Tersangka dengan dugaan sebagai pelaku turut serta atau sebagai aktor intelektual.
HARUS LEGOWO MUNDUR.
Keterangan Saeful Bahri, Wahyu Setiawan dan Hasto Kristiyanto dibawah sumpah, terkonfirmasi dan tervalidasi menjadi alat bukti yang sempurna dan berefek ganda, karena dapat bernilai sebagai bukti Keterangan Saksi, Petunjuk dan Keterangan Terdakwa, didukung dengan bukti percakapan Chatt WhatsApp milik Hasto Kristiyanto dan Saeful Bahri, yang memenuhi syarat alat bukti yang sah sesuai pasal 184 KUHAP jo. pasal 26 A UU KPK.
Melihat fakta-fakta persidangan seperti ini, Hasto Kristiyanto seharusnya realistis dan mengambil sikap legowo melepaskan jabatan Sekjen DPP. PDIP dan non aktifk dari Jakabatan Sekjen PDIP dan jabatan terkait lainnya di DPP. PDIP, karena fakta-fakta persidangan semakin memberi dampak buruk memberi beban besar kepada PDIP untuk memikul, ditambah lagi selama Hasto jadi Sekjen PDIP, banyak kader Partai di OTT KPK karena terjerat kasus Korupsi.
Hasil pemeriksan persidangan tanggal 30 April 2020, makin memperkuat bukti petunjuk yang terungkap pada persidangan sebelumnya (tanggal 23 April 2020), yaitu mengungkap peran Hasto Kristiyanto yang terkenal dengan kode "Oke Sip", kemudian diperjelas lagi pada persidangan, Kamis tanggal 30 April 2020, dengan agenda pemeriksaan terdakwa Wahyu Setiawan.
Keterlibatan Hasto Kristiyanto, telah didukung oleh 4 (empat) alat bukti yang sah, yaitu, percakapan elektronik (Chat WhatsApp) dan rekaman percakapan elektronik, Keterangan Saksi, Keterangan Terdakwa dan Petunjuk yang terkonfirmasi dan tervalidasi oleh JPU KPK melalui beberapa fakta persidangan yang kami kutip sbb. : a. Saeful melaporkan uang dari Harun karena Hasto mengetahui Saeful beberapa kali meminta uang operasional ke Harun; b. Karena beberapa kali Saeful meminta uang operasional ke Harun, Hasto disebut sempat menegurnya dan meminta agar segala permintaan uang dari Harun dilaporkan kepada Hasto; c. Kemudian karena itu, saya (Saeful Bahri) akhirnya kalau setiap peristiwa saya laporkan dan Hasto hanya menjawab "Oke Sip" atas laporan penerimaan uang dari Harun Masiku tersebut.
TAG#Petrus Selestinus, #PDIP, #hasto, #suap
190215920
KOMENTAR