Mungkinkah Dedi Mulyady Golkar Masuk Bursa Capres 2024

Hila Bame

Wednesday, 16-02-2022 | 19:17 pm

MDN
KDM menemui seorang bocah laki-laki yang sedang mencari ayahnya

 

 

 

JAKARTA, INAKORAN

Ketika Anda mengetik nama tokoh dari tanah Priangan, Dedi Mulyadi di Facebook, akan ditemukan keseharian sang tokoh melaui kegiatan langsung di masyarakat yang dipanggung di platform tersebut.  

Tak bisa dipungkiri pria sahaja dengan kepala berbalut Makuta Wangsa, iket yang biasa dipakai oleh para raja Sunda terdahulu ini menjadi pilihan warganet untuk diusung menjadi presiden pada pemilu 2024.

 

 

Dedi Mulyadi saat ini menjabat  Wakil Ketua Komisi IV DPR saat ini telah memiliki 3 juta subscriber pada kanal youtube dengan domain Kang Dedi Mulyadi Channel. Menonton kanal Kang Dedi Mulyadi (KDM) akan membawa pemirsa pada persoalan warga seutuhnya, faktual, menyentuh dan banyak persoal kemasyarakatan yang jauh dari selesai. 

 

Para pemulung, pedagang asongan yang cedera fisik hingga warga pengelana tanpa tempat tinggal menjadi langganan yang ia kunjungi dan sapa. 

Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu kerap berkostum putih dengan kepala ditutup  iket ala raja Sunda bahela, konfigirasi  keagungan budaya tanah priangan. KDM hampir tak pernah menemui warga sekitar di dalam gedung berpendingin namun di trotoar kota yang sempit bahkan kontrakan warga kumuh, menjadi kesehariannya.

 

KDM mengkontraskan pengakuan terhadap religiusitas dalam kehidupan dengan berbagai terma (bicara)  Agama di Nusantara. Subyek ini ia buktikan di Purwakarta dengan cara membangun seluruh rumah ibadah agama dan eksplorasi seluruh kitab agama sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianut oleh masing-masing pelajar Purwakarta.

 

Baik dalam persfektif kultur maupun struktur bernegara, rakyat mutlak harus membela tanah air. Secara kultur, kecintaan terhadap Tanah Sunda merupakan bukti kecintaan kepada tanah air. Secara struktur bernegara, nasionalisme adalah harga mati yang harus diperjuangkan.

Temuan Survei Indikator Politik Indonesia yang memaparkan 'Top Of Mind Pilihan Presiden', mengungkapkan besarnya pilihan responden terhadap Dedi Mulyadi.

Bahkan, responden juga ditemukan lebih memilih Kader Partai Golkar Dedi Mulyadi menjadi Presiden RI ketimbang ketua umumnya, Airlangga Hartarto. 

Angka ini muncul meski nama Dedi tidak pernah masuk bursa Capres sebelumnya.

Dalam komentarnya mengenai hal itu, politikus senior Partai Golkar Melchias Markus Mekeng melihat bahwa Dedi Mulyadi sudah dengan giat melakukan publikasi di media sosialnya dengan terjun langsung ke masyarakat.

Salah satunya melihat fenomena-fenomena yang ada di masyarakat. Hal ini tentunya semakin menunjukkan kedekatan Dedi Mulyadi masyarakat.

"Kalau saya melihat Dedi Mulyadi di Top Of Mind itu tinggi ya kita semua tahu dia publikasi di media sosial cukup bagus, dan masyarakat senang dengan gaya Dedi Mulyadi dengan merangkul masyarakat, menyelesaikan masalah masyarakat. Tidak ada jarak antara dia dan masyarakat siapapun itu sampai itu sampai di lapis bawah," kata Mekeng, dikutip Senin (24/1/2022).

Temuan Survei Indikator Politik Indonesia yang memaparkan 'Top Of Mind Pilihan Presiden', mengungkapkan besarnya pilihan responden terhadap Dedi Mulyadi.

Dia menempati urutan ke-9 dengan persentase 1.0 persen. Sementara itu, urutan pertama ditempati oleh nama Joko Widodo (Jokowi) dengan persentase 20,8 persen. 

Sebagai infomasi, hasil survei ini diperoleh Indikator Politik Indonesia dari survei yang dilakukan terhadap masyarakat berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dengan metode multistage random sampling pada 6-11 Desember 2021.

Survei ini melibatkan 2020 responden, dengan sampel dari 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi serta dilakukan penambahan sebanyak 800 responden di Jawa Timur.

Ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

 

KOMENTAR