Mungkinkah Kita Akan Seperti Italia, Spanyol atau Amerika Serikat?

Hila Bame

Monday, 13-04-2020 | 15:46 pm

MDN

 

Oleh:  Rudi S Kamri,  Pengamat Masalah Sosial Politik dan Ekonomi

 

Jakarta, Inako

 

Berdasarkan data terbaru Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Minggu (12/4) pukul 16.00 WIB, dari total 4.241 kasus positif virus Corona, tercatat 3.509 orang dalam perawatan (82,74 persen), 359 orang dinyatakan sembuh dari infeksi (8,47 persen), dan 373 meninggal (8,79 persen). Pada Minggu (12/4) tercatat ada 399 kasus baru infeksi Covid-19, yang menunjukkan tren kenaikan dibandingkan dua hari sebelumnya.

Penumpukan Penumpang di Stasiun Bogor hari ini Senin, 13 April 2020.
Foto: dok Rudi S Kamri
 

 

Pertanyaan yang sangat menyakitkan, mungkinkah Indonesia akan seperti Amerika Serikat, Spanyol atau Italia ?

Hingga Minggu (12/4/2020) telah terjadi 19.899 kematian di Italia karena pengaruh virus Corona (Covid-19). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Italia, hingga Minggu (12/4/2020) terdapat total 156.363 kasus virus Corona di negara tersebut. Hal ini membuat Italia ada di urutan ketiga negara terdampak Covid-19, di bawah Amerika Serikat (555.313 kasus) dan Spanyol (166.831 kasus)

 

BACA JUGA: Virus corona menewaskan 2.000 di AS pada hari Jumat - catatan pandemi

 

Sebagai anak negeri saya berdoa dan berharap Indonesia tidak akan menjadi seperti ketiga negara tersebut. Karena disamping kita negara tropis yang sedang masuk musim kemarau, saya melihat dan optimis karena Pemerintah telah secara optimal melakukan berbagai langkah kuratif, pencegahan dan mitigasi bencana Covid-19 secara efektif dan sistematis.

Namun melihat kerumunan yang terjadi di Stasiun Kereta Api Bogor pada pagi ini Senin (13/4/2020), jujur optimisme saya langsung mengempis. Kalau melihat karakteristik penumpang KRL Bogor - Jakarta yang rata-rata kaum milineal yang notabene sangat akrab dengan media sosial, secara akal sehat seharusnya mereka sangat well-inform dengan berita, informasi dan kebijakan Pemerintah terkait penanganan penyebaran covid-19. Lalu mengapa mereka seolah tidak mengindahkan seruan untuk melakukan "physical distancing"?

BACA JUGA: Penerapan PSBB DKI Jakarta, 14 Perjalanan KA Dibatalkan

BACA JUGA: Enam orang ditembak di pesta rumah California selama penguncian coronavirus

Jawabannya: karena TIDAK PEDULI !!!

Mereka kelompok tidak peduli yang meremehkan faktor keselamatan diri sendiri dan orang lain. Mereka kelompok yang asal beda dengan apapun kebijakan Pemerintah. Mereka adalah kelompok cuek yang egois dan tidak berpikir panjang atas masa depannya dan masa depan negeri ini.

Mungkinkah ada kesalahan dari Pemerintah dan petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Stasiun Bogor terkait terjadinya penumpukan penumpang KRL tadi pagi? Saya tegas menjawab: TIDAK. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Kab/Kota Bogor sudah melakukan sosialisasi rencana penerapan status PSBB yang berlaku Rabu 15 April 2020. Bahkan Provinsi DKI Jakarta sudah mengumumkan status PSBB mulai Jum'at 10 April 2020 lalu beserta arahan apa yang akan dilakukan Pemerintah termasuk pengurangan moda transportasi KRL Bogor-Jakarta PP. Petugas PT KAI di Stasiun Bogor pun juga tidak salah. Mereka disiplin melakukan pemeriksaan suhu tubuh sesuai dengan protap yang ditentukan Pemerintah. 

BACA JUGA: Ridwan Kamil: PSBB di Bodebek Dimulai Rabu Pukul 00:00 WIB

BACA JUGA: Benyamin Davnie: Segera Menerapkan PSBB Di Tangsel

 

Jadi mohon maaf dengan terpaksa lagi-lagi saya menyalahkan ketidak- pedulian masyarakat atas situasi darurat yang terjadi di negeri ini. Kalau saja masyarakat disiplin dan patuh terhadap semua seruan Pemerintah, tokoh masyarakat dan tenaga medis, saya yakin wabah virus corona bisa segera kita putuskan rantai penyebarannya. Namun kalau masyarakat tetap 'ngeyel', cuek dan menganggap enteng bencana Covid-19 ini, jangan kaget tren statistik paparan virus corona di Indonesia akan tetap dan bahkan semakin tinggi seperti saat ini.

Jujur saya kecewa dengan perilaku generasi milineal para penumpang kereta KRL di Stasiun Bogor hari ini. Sikap ketidakpedulian mereka bukan hanya membahayakan diri mereka sendiri tapi membahayakan orang lain. Tentu saja juga akan semakin menambah beban kerja tenaga medis dan semakin merepotkan Pemerintah. Dan ujungnya saya dan jutaan masyarakat yang taat dan patuh dengan aturan PSBB untuk #DirumahAja dan #WorkFromHome akan dirugikan dengan keadaan yang berlarut- larut ini. 

PSBB  hari pertama di DKI

 

So, saya mengimbau untuk masyarakat Indonesia khususnya di Jabodetabek, jangan egois, jangan pamer kebodohan dan jangan membahayakan keselamatan orang lain. Dan yang terpenting, jangan membuat pengorbanan kami - kaum patuh, usaha keras Pemerintah dan kerja keras para tenaga medis menjadi sia-sia.

BACA JUGA SURAT VIRAL dari Rudi S Kamri untuk Mitra: Surat Terbuka Untuk Driver Ojol

Saya tidak mau negeri ini seperti Italia, Spanyol atau Amerika Serikat, guys !!!

Salam SATU Indonesia
13042020

 

KOMENTAR