Negara Harus Menjamin Keselamatan Keluarga Veronica Koman

JAKARTA, INAKORAN
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perlindungan Pembela HAM menyampaikan kecaman dan keprihatinan atas rangkaian serangan bom yang dilakukan oleh orang tidak dikenal terhadap kediaman orang tua dari Veronica Koman yang terjadi pada tanggal 24 Oktober 2021 dan tanggal 7 November 2021, demikian rilis yang diterima INAKORAN Senin (8/11/21)
baca:
Teror Bom di Rumah Orang Tua Veronika Koman, Diduga Terkait Sikap Koman Soal Papua
Tiga Masalah Serius Surat Presiden RI Terkait Pergantian Panglima TNI
Serangan dan teror ini tentu mengakibatkan trauma kepada orang tua Veronica Koman. Pada saat bersamaan, serangan dan teror ini juga mengakibatkan keresahan kepada warga yang menjadi tetangga mereka.
Rentetan serangan dan teror terhadap keluarga Veronica Koman menguatkan temuan bahwa Indonesia sedang menghadapi fenomena regresi demokrasi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah serangan terhadap pemimpin keadilan sosial (aktivis) dan pembela hak asasi manusia.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) misalnya, mencatat setidaknya 206 laporan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan terhadap pembela hak asasi manusia antara tahun 2015 dan 2019.
Sebagian besar pelanggaran berupa kriminalisasi, dengan 92 kasus dilaporkan ke Komnas HAM, 87 diantaranya dilakukan oleh pihak kepolisian. Tren ini berlanjut pada 2020.
Rilis lengkapnya bisa diakses melalui https://kontras.org/2021/11/08/negara-harus-menjamin-keselamatan-keluarga-veronica-koman/
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan terdiri dari:
KontraS, Imparsial, LBH Jakarta, HRWG, Setara Institute, Public Virtue Research Institute, Amnesty International Indonesia, Inisiatif Untuk Demokrasi dan Keamanan (IDeKa), Indonesia Corruption Watch (ICW), ELSAM, PBHI Nasional, LBHM, LBH Pers, ICJR.
TAG#BOM, #VEROKNIKA KOMAN
190215812
KOMENTAR