Pakar Lipi: Sektor Kelautan Harus Menjadi Fokus Pembangunan Ekonomi Maluku

Ambon, Inako –
Pakar geologi Indonesia Prof. Jan Sopaheluwakan berpendapat, sektor kelautan harus menjadi fokus bagi pemerintah Maluku dalam membangun wilayah itu. Hal ini sejalan dengan potensi dan luas wilayah Maluku yang lebih banyak lautan dibandingkan daratan.
"Pembangunan perekonomian Maluku lebih baik tetap difokuskan di bidang kelautan dari pada pertambangan, karena tidak akan pernah habis dikelola untuk kesejahteraan rakyat" katanya di Ambon, Minggu.
Jan merupakan mantan Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (IPK-LIPI). Saat ini ia menjabat sebagai peneliti senior di Institute for Suistainable Earth and Resources Universitas Indonesia (I-SER UI), dan masih aktif mengajar sebagai dosen.
Jan pada beberapa waktu lalu menjadi dosen tamu di Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
Dia tidak menampik adanya potensi pertambangan di beberapa wilayah Maluku. Hanya saja, menurut dia, pengembangan pertambangan di pulau-pulau kecil sangat berisiko, tidak hanya soal bisa menyebabkan kerusakan lingkungan secara permanen, tapi juga dapat berdampak langsung pada pencemaran laut.
Hal itu tentu saja berbeda dari pembangunan perekonomian yang difokuskan pada bidang kelautan.
Maluku, kata dia, dengan luas wilayah 94 persen laut dan enam persen daratan yang lebih banyak terdiri dari pulau-pulau kecil, memiliki beragam potensi kelautan yang tidak akan pernah habis dikelola dan akan mampu menyejahterakan rakyatnya.
Karena itu, pemerintah daerah Maluku harus jeli dan memperhitungnan segala "untung - rugi", jika ingin mengalihkan fokus pembangunan perekonomian dari kelautan ke pertambangan, yang dampaknya akan terasa hingga beberapa ke generasi berikutnya.
KOMENTAR