Para Dai di Sulteng Diminta Tidak Terlibat Dalam Politik Praktis

Inakoran

Tuesday, 22-05-2018 | 04:00 am

MDN
Gubernur Sulawesi Tengah Drs H Longki Djanggola, M

Palu, Inako –



Para Dai di Sulawesi Tengah diminta tidak menyisipkan pesan-pesan politik dalam setiap dakwah yang mereka sampaikan saat melakukan safari Ramdhan di sejumlah lokasi.

Harapan itu disampaikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah Drs H Longki Djanggola, MSi, dalam sambutan pelepasan tim safari ramadan di rumah jabatan Siranindi, Palu, Sabtu (19/5).

Tim safari Ramadan Pemprov Sulteng terbentuk atas kerja sama TP-PKK dan Kanwil Kementerian Agama setempat.

"Saya ingin pesankan para da'i sesuai dengan arahan bapak Menteri Agama agar dalam berceramah tidak terlibat politik praktis. Walaupun banyak pendapat lain juga bisa berpolitik di dalam masjid, tapi persoalannya politik yang seperti apa. Pintar-pintar ustadz membawa diri," pintanya.

[caption id="attachment_29547" align="alignleft" width="536"] Pimpinan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Fadhlan al-Garamatan. [ist][/caption]Peringatan gubernur sangat beralasan sebab saat ini ada tiga kabupaten yang sedang melaksanakan pesta demokrasi untuk memilih kepala daerah/wakil kepala daerah yakni Kabupaten Donggala, Parigi Moutong dan Morowali.

Semengtara itu, terkait kasus terorisme akhir-akhir ini, gubernur meminta para da'i ikut menenangkan masyarakat agar tidak terpengaruh apalagi ikut terlibat aksi serupa. Masyarakat hendaknya terus diajak untuk berlaku toleran kepada sesama.

Di pihak lain, Ketua MUI Kota Palu Prof. Dr H Zaenal Abidin, M.Ag dalam ceramahnya mengatakan bahwa Islam itu memiliki arti mengantar kebaikan dan mengajak kepada kebaikan, bukan mengantar bom kepada orang lain tapi mengantar kebaikan kepada hari orang lain.

Senada dengan gubernur dan ketua MUI, Kakanwil Kementerian Agama Sulteng Rusman Langke mengingatkan bahwa tugas para dai adalah memberikan pencerahan kepada umat serta motivasi yang bersifat rahmatan lil alamin.

 

 

KOMENTAR