Para Ilmuwan Kembangkan Platform Vaksin Baru Untuk Mencegah Pandemi Serupa di Masa Depan

Newdelhi, Inako
Para ilmuwan telah merancang kandidat vaksin yang menginduksi perlindungan pada tikus terhadap "berbagai macam virus korona terkait," sebuah inovasi yang dapat membantu melindungi manusia terhadap virus yang berpindah dari hewan ke manusia dan berpotensi menimbulkan pandemi di masa depan.
Dalam jurnal Science, vaksin yang diberi nama 'mosaik nanopartikel' itu dijelaskan memiliki bentuk seperti sangkar yang terdiri dari 60 protein identik, masing-masing memiliki label protein kecil yang berfungsi sebagai bagian dari Velcro.
Dalam studi tersebut, para ilmuwan, termasuk Alex Cohen dari California Institute of Technology (Caltech) di AS, menilai fragmen protein virus korona yang berbeda, merekayasa masing-masing agar memiliki label protein yang akan mengikat yang ada di kandang - di sisi lain "Velcro".
Ketika potongan virus ini menempel ke kandang, maka ia akan menghasilkan nanopartikel yang menghadirkan paku yang mewakili jenis virus corona yang berbeda di permukaannya, catat penelitian tersebut.
Dengan delapan fragmen lonjakan virus korona yang berbeda, para ilmuwan mengatakan platform vaksin ini dapat menghasilkan respons antibodi yang beragam - sebuah keuntungan dibandingkan metode vaksin tradisional yang hanya menampilkan potongan dari satu jenis virus.
Menurut penelitian tersebut, antibodi yang dihasilkan oleh tikus yang diinokulasi dengan kandidat vaksin mampu bereaksi terhadap berbagai jenis virus corona.
Para ilmuwan mengatakan beberapa antibodi pada tikus secara mengejutkan reaktif terhadap strain terkait dari virus corona yang protein lonjakannya tidak terdapat pada nanopartikel.
"Jika kami dapat menunjukkan bahwa respon imun yang diinduksi oleh teknologi nanopartikel kami memang melindungi dari penyakit akibat infeksi, maka kami berharap bahwa kami dapat memajukan teknologi ini ke dalam uji klinis pada manusia, meskipun ada banyak langkah yang perlu dilakukan antara sekarang dan nanti," kata Cohen.
"Kami tidak membayangkan bahwa metodologi ini akan menggantikan vaksin yang ada, tetapi ada baiknya memiliki banyak alat yang tersedia ketika menghadapi ancaman virus yang muncul di masa depan," tambahnya.
Para ilmuwan yakin virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 tidak mungkin menjadi virus korona terakhir yang menyebabkan pandemi.
"Hasil Alex menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk meningkatkan beragam respons antibodi penawar, bahkan terhadap jenis virus korona yang tidak terwakili pada nanopartikel yang disuntikkan," kata rekan penulis studi Pamela Bjorkman dari Caltech.
“Selain itu, nanopartikel tersebut mendapatkan respons netralisasi terhadap SARS-CoV-2, sehingga dimungkinkan untuk menggunakannya sekarang untuk melindungi terhadap COVID-19 serta virus korona lain dengan potensi pandemi,” tambah Bjorkman.
TAG#Vaksin Baru, #platform baru, #virus corona, #vaksin
190232794

KOMENTAR