Para Kiai Minta Santri Cegah Hoaks Masuk Pesantren

Binsar

Saturday, 06-04-2019 | 08:48 am

MDN
Para Kiai Minta Santri Cegah Hoaks Masuk Pesantren [ist]

Kulonprogo, Inako 

Berita bohong atau hoaks diakui telah menerobos ke mana-mana termasuk lembaga keagamaan seperti Pesantren. Karena itu, para pengasuh atau pemimpin pondok pesantren selalu mengingatkan para santri untuk mewaspadai masuknya hoaks ke dalam komunitas mereka.

Para santri di Pondok Pesantren Nurul Haromain, Sentolo, Kulonprogo ini misalnya. Di pondok ini, para santri diminta menjadikan para kiai sebagai nara sumber tentang suatu hal dan bukan mencarinya di medsos atau internet yang banyak memuat informasi tidak benar. 

"Sebenarnya santri di sini saya larang belajar dengan mencari di laman pencarian Google, harus belajar dari guru, dari gurunya sampai ke Rosulullah. Jadi kecil kemungkinan berita atau informasinya hoaks. kecuali santri mogol yang belajarnya tidak selesai, atau setengah setengah. Dia bahkan bisa menyebarkan hoaks di masyarakat. Makanya saya selalu tekankan kepada santri agar belajar sampai selesai," kata Pengasuh Ponpes Nurul Haromain, KH M Sirodjan Muniro AR, saat acara silaturahmi dan sosialisasi anti berita hoaks dan hate speech menuju pemilu 2019 yang aman dan kondusif, di Kulonprogo, Kamis (4/4/2019) malam. 

Dijelaskannya, saat ini upaya memerangi berita hoaks penting dilakukan. Salah satunya dengan filter yang jelas. Ratusan santri di Ponpes tersebut pun dijejali dengan berbagai ilmu yang bermanfaat. Upaya untuk menanyakan kepada guru atas sebuah informasi terus ditanamkan sehingga terhindar dari informasi yang sifatnya hanya kabar bohong semata. 

Usai mendengarkan tausiah, ratusan santri yang hadir kemudian menggelar deklarasi mendukung terselenggaranya pemilu 2019 yang aman, damai, dan bebas dari hoaks dan ujaran kebencian. Para santri pun siap menjadi duta anti berita hoaks. 

"Para santri yang menjadi duta anti hoaks harus memberikan contoh sesuai budaya pesantren. Yaitu budaya yang selalu konfirmasi dan tabayun kepada sumbernya yang benar. Yaitu guru-guru, ulama yang benar-benar ahlu sunnah (pewaris ilmu nabi) atau secara sanad (urutan menerima ajaran langsung dari nabi), "ucap Sirojan. 

Dilanjutkannya, para santri di Ponpes Nurul Haromain banyak yang berusia milenial. Mereka adalah para mahasiswa yang mengenal media sosial. Namun para santri selalu tabayun kalau ada berita yang sekiranya hoaks, fitnah dan mengandung ujaran kebencian. 

"Kami juga tekankan agar para santri menggunakan hak pilihnya, masyarakat juga diharapkan menjaga persatuan dan kesatuan, menyadari perbedaan dalam Islam adalah rahmat yang tidak seharusnya menjadikan perpecahan, termasuk perbedaan dalam pilihan politik dalam pemilu, " tegasnya. 

Sementara, salah satu santri, Agus Kurniawan mengatakan, setelah sosialisasi dan mengikuti deklarasi, ia mengaku mendapatkan pencerahan baru. Diapun la langsung menyatakan diri siap menjadi duta anti hoaks dan menyebarkan pesan Pemilu damai kepada masyarakat.

"Kami akan lebih hati-hati menerima informasi apapun dari sosial media. Istilahnya difilter dahulu, tidak menyebarkan, standarnya itu," katanya.

simak video berikut jangan lupa "klik Subscribe" agar selalu terhubung dengan  info menarik laiinya. 

TAG#Berita Hoaks, #Santri, #Kiai

163423166

KOMENTAR