Patriotisme WNI, Pemilu di Filipina Berlangsung Aman

Ranika TB

Tuesday, 16-04-2019 | 18:53 pm

MDN
Pemilu Filipina Berlangsung Aman. [photo:Merdeka.com]

Penulis: Kasmir Nema

Teriknya mentari  bak membakar semangat patriotisme ribuan warga negara Indonesia, menunaikan kewajiban demokratis,  mereka memilih Presiden-Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2019-2024, di kota Makati, Filipina, Minggu, 14 April 2019. Keantusiasan warga mengikuti hajatan demokrasi lima tahunan ini terlihat dari lanturan antrian sampai jalanan umum, di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kedutaan Besar Republik Indonesia, 185 Salcedo, Legazpi Village, Makati, 1229 Kalakhang Maynila.

Ketua Panitia Penyelenggara Pemilu Luar Negeri (PPLN), Manila, Mustofa Mardjuki, yang ditemui di TPS juga mengafirmasi hal tersebut. Ia mengklaim bahwa sejak dibukanya TPS pada gai hari hingga pukul 11. 00 Waktu Manila,  lebih dari setengah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sudah terkonfirmasi kehadiran mereka di TPS.

Tentang pemilu Presiden-Wakil Presiden dan DPR RI di Filipina, Mustofa, mengatakan bahwa ada total 1,683 DPT.  Ia menjelaskan bahwa sama seperti kebanyakan pemilu Indonesia luar negeri, proses pelaksanaan pemilu di Filipina dalam tiga model yakni, pemungutan suara melalui pos, pencoblosan dalam bentuk Kotak Suara Keliling (KSK) dan pencoblosan langsung surat suara di TPS yang disediakan. Dari total suara yang terverifikasi, ia merinci, bahwa pemungutan suara melalui pos diikuti oleh 244 orang, 132 orang melalui KSK dan sisanya 1,309 pemilik suara mencoblos di dua TPS: ada 655 orang di TPS I sementara 645 lainya di TPS II, yang keduanya berada di  KBRI Filipina.

Sementara itu, Mustofa menyebutkan bahwa bagi warga negara Indonesia yang belum terdaftar di DPT Manila masih bisa mencoblos. Mereka harus didaftarkan ke dalam Daftar Pemilih Khusus. Ia melanjutkan bahwa ada dua kelompok orang yang bisa dimasukan dalam kategori ini yakni warga negara Indonesia yang sudah terdaftar di salah satu TPS di Indonesia dan memiliki surat keterangan perpindahan dan mereka yang sama sekali belum terdaftar. Persyaratan pencoblosan bagi kelompok terakhir adalah pertama, harus dipastikan keberadaan mereka sudah lebih dari sebulan di Filipina. Kedua, mereka harus menunjukan pasport dan alamat tinggal di Filipina. Pencoblosan bagi kelompok ini dilaksanakan pada pukul 5 sore.

Berdasarkan pantauan di Lokasi pemungutan suara, masih banyak warga Indonesia yang belum terdaftar dalam DPT. Dari antara mereka ini, ada yang baru saja tiba di Manila untuk studi dan ada pula yang sudah lama di Filipina tetapi terkendala dengan aturan dalam biara, tempat mereka tinggal, yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk mendaftar pada proses pendaftaran pemilu tahun lalu.

Sebagai penyelenggara pemilu, Mustofa, menjamin ketersediaan surat suara bagi mereka yang masuk dalam kategori daftar pemilih khusus tersebut. Ia menegaskan bahwa berdasarkan aturan, alokasi surat suara bagi pemilih tambahan adalah 2 persen dari total surat suara pada DPT. Ketersedian surat suara bisa juga bertambah dan dapat digunakan oleh mereka yang masuk dalam daftar pemilih khusus jika partisipasi pemilih dalam DPT tidak mencapai seratus persen.

Suasana di TPU Filipina. [Photo: Kasmir Nema]

 

Tantangan

Mustofa menuturkan bahwa sejauh ini tantangan terbesar yang dihadapinya bersama tim adalah saat pendataan pemilih. Ia menceritakan bahwa tidak mudah mengakses data warga negara Indonesia di Filipina. Dalam proses pendataan awal, ia menuturkan bahwa, ia menggunakan data base KBRI. Tetapi ternyata banyak nama-nama tersebut sudah tidak bisa dihubungi. Di samping itu, masih  banyak warga negara Indonesia yang belum melapor diri ke KBRI sehingga menyulitkan bagi mereka untuk mendeteksi keberadaan orang-orang bersangkutan.

Mengenang proses yang sudah berlalu tersebut, PPLN Manila berusaha mengumumkan melalui media sosial. Tetapi ada beberapa warga Indonesia yang terafiliasi dengan organisasi keagamaan Katolik yang tidak punya akses internet, sehingga tidak mengetahui informasi-informasi yang disampaikan lewat media sosial. Terlepas dari tantangan pendataan warga negara Indonesia di Filipina, ia bersyukur karena selalu mendapat dukungan penuh dari dubes dan staf kedutaan besar Republik Indonesia, termasuk dalam hal menggunakan fasilitas kantor dan komunikasi.

Ramai Antrian WNI Saat Pemilu 2019 di Filipina. [Photo: Kasmir Nema]

 

Harapan

Pemilu adalah perayaan demokrasi, memilih pemimpin negeri, Presiden-Wakil Presiden dan DPR RI. Banyak pihak berharap agar pemilu ini berjalan dengan baik. Harapan itu salah satunya diungkapkan oleh seorang warga, Yohanes Bakok, mahasiswa Pascasarjana di Universitas of Philippines, (UP) yang ditemui di TPS. Ia berharap agar pemilu yang berlangsung sekali dalam lima tahun ini bisa berjalan jujur dan adil, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Bagi presiden dan anggota legislatif terpilih, ia berpesan, agar mereka dapat menjalankan amanah rakyat dengan baik dan bertanggung-jawab demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Semangat patriotisme dan antusiasme WNI di Filipina mengikuti pencoblosan, sekiranya menggugah para pemimpin terpilih akan tanggung jawab mereka sebagai pemimpin yang memperjuangakan kesejahteraan rakyat.

 

Para Biarawati Ikut Meramaikan Pesta Demokrasi. [Photo: Kasmir Nema]

TAG#pemilu, #voting, #2019

190215216

KOMENTAR