Paus Fransiskus Desak Pemerintah Thailand Hentikan Eksploitasi Perempuan & Anak

Binsar

Friday, 22-11-2019 | 08:55 am

MDN
Paus Fransiskus sampai di Terminal Militer Bandara Don Mueang di Bangko, 20 November lalu [ist]

Bangkok, Inako

Paus Fransiskus mendesak pemerintah Thailand menghentikan prakterk eksploitasi perempuan dan anak-anak yang marak terjadi di negara itu.

Desakan Paus Fransiskus tersebut disampaikan dalam pidato yang dihadiri politisi dan diplomat di Government House, Kantor Perdana Menteri (PM) Thailand.

“Saya berpikir, terlalu banyak, semua perempuan dan anak-anak pada masa kita, khususnya yang mereka terluka, menjadi korban dalam setiap eksploitasi, perbukaan, kekerasan, dan pelecehan,” kata Paus dilansir Reuters.

Akhir-akhir ini, praktek eksploitasi perempuan dan anak-anak sedang mendapat sorotan tajam oleh berbagai lembaga dan para aktivis yang bergerak di bidang kemanusiaan di sejumlah negara.

Dalam kaitan itu, Thailand masuk kategori negara dengan tingkat eksploitasi perempuan dan anak-anak yang tergolong tinggi. Hal itu sangat berkaitan erat dengan predikat Thailand sebagai negara dengan pariwisata seks nomor wahid di Asia Tenggara.

Harus diakui, pariwsaiat seks telah memicu munculnya kekerasan, pelecehan, dan perbukaan terhadap perempuan dan anak-anak di negara itu.

Sebanyak 35 juta wisatawan berkunjung ke Thailand setiap tahun. Pemerintah sebenarnya sudah berusaha menghilangkan reputasi Thailand sebagai pariwisata seks. Namun, identitas itu sangatlah sulit dihapus. Banyak bar dan tempat hiburan malam hingga spa kerap menawarkan seks sebagai nilai jualnya. Laporan UNAIDS 2014 menyebut sebanyak 123.530 pekerja seks bekerja di Thailand.

Paus Fransiskus mengapresiasi langkah Pemerintah Thailand membasmi momok itu.

“Saya juga mengapresiasi bagi individu dan organisasi yang bekerja untuk mencabut tindakan setan itu dan menyediakan jalan perbaikan bagi martabat korban,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Paus juga berbicara mengenai nasib pengungsi yang menjalani kehidupan tragis dan menghadapi banyak bencana. Banyak kamp pengungsi di Thailand.

Sekitar 100.000 pengungsi Myanmar tinggal di sembilan kamp sekitar perbatasan selama beberapa dekade sejak awal 1980-an. Baru-baru ini Thailand juga menjadi tempat tujuan bagi warga Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.

Banyak pengungsi menjadi korban perdagangan manusia. Apalagi jumlah korban perdagangan manusia yang diselamatkan di Thailand relatif tinggi. Banyak pengungsi Rohingya diselundupkan ke Myanmar sebagai buruh migran ilegal.

Sebagai simbol dialog lintas agama, Paus berkunjung ke Kuil Wat Ratchabophit Sathit Maha Simaram untuk menghormati pemimpin Buddha Tertinggi Somdet Phra Maha Muniwong.

Dia juga menggelar Missa Massal di Stadion Nasional Bangkok. Jumlah warga Katolik di Thailand lebih dari 380.000 orang dari 65 juta penduduk.

KOMENTAR