Paus Fransiskus Puji Keputusan Denuklirisasi Korea Utara

Inakoran

Monday, 30-04-2018 | 22:00 pm

MDN
Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Frans

 

Vatican City, Inako



Keputusan bersejarah pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan Jumat (27/4/2018), terkait penghentian percobaan nuklir atau denuklirisasi guna menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea, mendapat pujian yang sangat besar dari pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus.

Menurut Paus asal Argentina itu, kedua pemimpin Korea telah mengambil sebuah keputusan yang sangat penting dan bersejarah bagi hubungan kedua negara yang telah berseteru sekian dekade.

Dalam kesepakatan itu, pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un berjanji untuk menutup situs uji coba nuklirnya pada bulan depan.

"Komitmen yang berani untuk melanjutkan langkah yang tulus menuju perdamaian di Semenanjung Korea yang bebas dari senjata nuklir," kata Paus, Minggu (29/4/2018).

[caption id="attachment_26482" align="alignleft" width="515"] Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meresmikan sebuah Prasasti di desa genting Panmunjom di dalam zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, Korea Selatan, 27 April 2018. [ist][/caption]Pujian Paus Fransiskus disampaikan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, dalam ibadat doa Ratu Surga. Dalam kesempatan itu, paus juga memanjatakan doa untuk kerja sama yang kondusif untuk kedua Korea ke depan.

"Semoga kerja sama terus berlanjut, menghasilkan buah yang akan menguntungkan masyarakat Korea dan seluruh dunia," ucapnya.

Sementara itu, Juru bicara kepresidenan Korsel Yoon Young-chan mengungkapkan janji Kim Jong Un untuk menutup situs uji coba nuklir pada Mei 2018. Selain itu, dia juga akan menyamakan zona waktu Korut agar sama seperti Korsel.

Kedua negara di Semenanjung Korea itu memiliki zona waktu yang berbeda sejak 2015. Saat itu, secara tiba-tiba, Korut mengubah waktu standarnya menjadi selisih 30 menit lebih lambat dari Korsel.

Jadi sama seperti Korsel Yoon mengungkapkan, dua jam yang menggantung di dinding dengan zona waktu yang berbeda telah menyayat hati Jong Un.

"Karena kami yang mengubah waktu standar, maka kami yang akan mengembalikan waktu itu seperti semula. Anda dapat mengumumkannya secara terbuka," ucap Yoon mengutip ucapan Jong Un. Yoon memuji keputusan tersebut sebagai langkah simbolis hubungan yang lebih baik antara Korsel dan Korut.

 

 

 

KOMENTAR