PDIP Minta Pemprov DKI Hentikan Rencana Bangun Hotel Mewah di TIM

Sifi Masdi

Monday, 25-11-2019 | 12:55 pm

MDN
Taman Ismail Marzuki [ist]

Jakarta, Inako

Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov)  DKI membangun hotel bintang lima di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) mendapat banyak protes, terutama dari para seniman.

“Taman Ismail Marzuki ini adalah rumah kita. Kita harus pertahankan! Bagaimana hubungannya, membangun kebudayaan dengan membangun hotel bintang lima di TIM ini. Itu kebudayaan Goblok! Sedangkal itukah pemahaman tentang kesenian dan kebudayaan? Yang terjadi sekarang adalah assanisasi terhadap kebudayaan. Terhadap ruang kesenian kita. Ya. Kalau begini, jangankan Gubernur, Presiden pun kita lawan! TIM dibangun untuk para seniman mengeluarkan kreasinya bukan buat rencana pemugaran berujung dibangunnya Hotel bintang Lima! Ini keterlaluan!” ujar budayawan Radhar Panca Dahana, menyambut protes keras yang disuarakan para seniman  dalam Diskusi “PKJ-TIM Mau Dibawa Kemana?” di  PDS HB Jassin, TIM, akhir pekan lalu.

Dengan mengacu pada situasi itu, Fraksi PDI-P Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta meminta Pemprov DKI Jakarta untuk segera  mengurungkan niat untuk membangun hotel bintang lima di area Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

Ketua Fraksi PDI-P Gembong Warsono mengatakan, sikap tersebut merupakan perintah langsung Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P. "Khususnya yang menyangkut pembangunan hotel pasti kita akan tunduk kepada perintah DPP Partai yakni koordinasi dengan SKPD untuk mengurungkan niat Pemprov DKI membangun hotel bintang lima di area pelestarian budaya," ucap Gembong  kepada wartawan, Minggu (24/11/2019) malam.

Menurut Gembong, TIM sedianya menjadi ruang untuk melestarikan budaya leluhur bangsa. Maka, seharusnya revitalisasi yang dilakukan tidak boleh melenceng dari tujuan untuk melestarikan budaya apalagi hingga menjadi ladang bisnis.

"Revitalisasi yang dilakukan tidak boleh melenceng dari tujuan itu. Jangan ruang yang diperuntukkan bagi ketahanan budaya, tapi justru dimanfaatkan untuk area bisnis. Itu kan keluar dari konteks pelestarian budaya," terang dia.

Terkait sikap para seniman dan budayawan yang juga menolak pembangunan hotel bintang lima di TIM hingga memicu pertikaian dengan Deputi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Disparbud DKI Jakarta Dadang Solihin beberapa waktu lalu, Gembong menilai memang seniman tengah memperjuangkan hak mereka.

 

KOMENTAR