Pelaku Teror di Sri Lanka Orang Terdidik, Belajar di Inggris dan Australia

Sifi Masdi

Friday, 26-04-2019 | 08:13 am

MDN
Para pelaku bom Paskah di Sri Lanka [ist]

Kolombo, Inako

Pejabat Sri Lanka mengakui bahwa sebagian besar teroris yang melakukan teror mematikan pada hari Minggu Paskah, 21 April 2019 merupakan orang terdidik, berasal dari kelas menengah ke atas.

Salah satu dari pelaku diketahui pernah mengecap pendidikan tingkat sarjana di Inggris dan pascasarjana di Australia.

"Kami yakin bahwa salah satu dari pengebom itu belajar di Inggris dan kemudian mengambil studi pascasarjana di Australia," kata Ruwan Wijewardana, Menteri Pertahanan Sri Lanka, seperti dikutip dari Mirror, Rabu (24/4/2019).

Otoritas Inggris yang menerima informasi tentang pelaku sedang menyelidiki latar belakang teroris itu termasuk siapa yang dia temui sebelum serangan terhadap 3 gereja dan 3 hotel yang menewaskan 359 orang dan melukai lebih dari 500 orang.

Selain itu, pemerintah Sri Lanka menjelaskan bahwa jumlah teroris dalam peledakan bom pada Minggu Paskah bertambah menjadi 9 orang termasuk seorang perempuan.

Menurut pejabat Sri Lanka, delapan dari sembilan pengebom telah diketahui identitasnya.

Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena memecat kepala kepolisian dan wakil menteri pertahanan atas kegagalan intelijen.

Pemerintah Sri Lanka menuding sejumlah pejabat top intelijen sengaja menyembunyikan informasi tentang ancaman serangan teroris terhadap gereja dan hotel yang diberikan oleh intelijen India pada tanggal 4 April.

ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas aksi teror bom bunuh diri di Sri lanka, dan kemudian merilis foto 8 pelaku aksi teror paling mematikan dalam sejarah Sri Lanka.


 

 

KOMENTAR