Pembangunan Trotoar Terlalu Tinggi, Warga Ngelom Protes

Adin

Tuesday, 27-11-2018 | 19:11 pm

MDN
Pembangunan trotoar yang terlalu tinggi di protes warga Ngelom [ist.]

Jakarta, Inako

Pembangunan trotoar di jalan Ngelom Sidoarjo, dikeluhkan warga karena dianggap terlalu tinggi sehingga menyulitkan warga yang hendak turun  ke jalan.

Ketua RT 1 RW 2 Ngelom Agus Rahmat (60) mengatakan, pembangunan trotoar sudah dilakukan sejak bulan Agustus bersama bersamaan dengan proyek pemasangan box culvert.

"Dari aspal itu ketinggian kurang lebih 60 cm, sepeda motor tidak bisa naik turun dan masuk rumah. Bahkan jalan kaki pun susah karena ibu-ibu harus melompat," kata Agus saat dihubungi, Selasa (27/11/2018).

Karena tingginya trotoar, banyak warga yang tidak bisa menggunakan kendaraan keluar masuk rumah atau gang.

Sedangkan kendaraan yang sudah terlanjur melintas tidak bisa masuk karena terhalang trotoar. Akibatnya, mereka memilih parkir di luar rumah.

"Saat ini kendaraan warga yang sudah terlanjur di dalam rumah, tidak bisa keluar. Sedangkan yang di luar, tidak bisa masuk. Selama ini, motor saya parkir di halaman masjid setempat. Tidak tahu hilang atau tidak. Mudah-mudahan ya tidak hilang," keluh Agus.

Jalan Ngelom sendiri, lanjut Agus, masuk dalam kategori jalan nasional.

Dia dan warga lainnya berharap pihak dinas terkait memberikan solusi mengatasi ketinggian trotoar.

Jika warga meminta membongkar trotoar, hal itu dirasa tidak mungkin.

Sebab, warga tidak mungkin memberi pijakan pada trotoar.

Jika memberi pijakan ke trotoar jelas akan memakan tempat dan menjadi penghalang jalan raya.

Sementara Ketua Karang Taruna Ngelom, Rochim mengaku proyek Dinas PU dan Bina Marga Jatim itu terkesan dikerjakan asal-asalan. Mulai dari pemasangan box culvert dan pembangunan trotoar. Apalagi, di sepanjang area perbaikan tidak ditemukan papan proyek.

"Ya, namanya proyek yang menggunakan uang negara itu harus ada papan proyek yang di dalamnya ada nama proyek, anggaran, sumber dan tahun anggaran serta nama pelaksana juga konsultan harus ada, semua sudah ada peraturannya. Lha ini tidak ada," tegas Rochim.

Rochim menganggap ketinggian trotoar hingga motor tidak bisa naik turun dan masuk rumah atau gang merupakan kesalahan. Hal itu bisa membahayakan pejalan kaki dan pengguna jalan.

"Solusinya jangan diteruskan dulu, sebelum ada solusi dari proyek ini. Daripada mubadzir," tandasnya.

KOMENTAR