Pemda Serang Kembali Bangun Warung Pinggir Pantai Yang Tersapu Tsunami

Binsar

Saturday, 29-12-2018 | 10:09 am

MDN
Ilustrasi [ist]

Pandeglang, Inako –

Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah memastikan pihaknya bakal memborong lahan di dekat pantai sebagai tempat relokasi warung-warung yang rusak tersapu tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12) lalu. Tatu mengatakan hal ini dilakukan sebagai langkah awal penataan kawasan rawan bencana tsunami.

"Kami sudah rapat terbatas. Rencananya Pemda harus membeli lahan di seberang jalan dan menata warung-warung mereka," kata Tatu saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Anyer, Jumat (28/12).

Keputusan itu diambil, kata Tatu, lantaran korban di Serang memang didominasi oleh para pemilik warung, yang kebetulan juga didatangi banyak tamu saat bencana terjadi. Nantinya, kata Tatu, Pemkab Serang yang bakal membangun bangunan baru untuk warung-warung itu.

Tak hanya mendirikan bangunan baru, Tatu juga mengatakan Pemda akan melakukan kajian ulang terhadap keberadaan penginapan-penginapan di pinggir pantai.

"Saya kirim surat ke kementerian dan lembaga terkait zonasi di sini, karena kan hotel terlalu menempel ke bibir pantai yang membahayakan tamu," tambah dia.

Sebelumnya, pada kesempatan itu Tatu juga membantah kabar soal pungutan liar Rumah Sakit Drajat Prawiranegara (RSDP) Serang kepada keluarga yang ingin mengambil jasad korban tsunami Selat Sunda.

Tatu menegaskan, baik RSDP maupun Pemkab Serang tak mengurus terkait pemulangan jenazah korban tsunami.

"Untuk pemulangan jenazah itu RSDP tidak ada ambulans jenazah karena sedang fokus mengambil korban di TKP. Jadi kalau misal keluarga mau membawa jenazah itu berarti sewa ke pihak ketiga," kata Tatu saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Anyer, Jumat (28/12).

Tatu mengaku sudah memanggil bagian keuangan RSDP dan memastikan tidak ada pungli tersebut.

Di kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Ignasius Jonan menyambut baik rencana pengambilalihan lahan di pinggir pantai itu. Jonan menegaskan bakal menugaskan Badan Geologi untuk melakukan pemetaan zonasi, terkait kebutuhan peta rawan bencana.

"Kami akan kirim Badan Geologi untuk studi mapping zonasi mana yang mungkin aman dan tidak. Belum tentu harus dipindah atau dibikin tanggul," ucap Jonan.

KOMENTAR