Pemecatan Dokter Terawan Dinilai Berbahaya Bagi Dunia Kedokteran Indonesia

Jakarta, Inako
Keputusan kontroversial Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencabut permanen status keanggotaan Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, SpRad(K) atau dokter Terawan, dinilai berpotensi menimbulkan bahaya bagi dunia kedokteran Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Bidang Humas, Publikasi, dan Hubungan Antar Lembaga Dewan Pimpinan Pusat Studi Kebijakan Publik Penegakan Hukum Indonesia (DPP-SKPPHI) Fandra Arisandi, pada Senin (28/03/2022) di Jakarta Selatan.
“Kami turut bersimpati dan prihatin atas keputusan IDI yang melakukan telah pemecatan dr. Terawan dari anggota Ikatan dokter Indonesia. Pemecatan ini sangat berbahaya bagi dunia kedokteran Indonesia dan dikhawatirkan akan menyusul lagi pemecatan-pemecatan berikut dengan berbagai alasan.”
Secara terpisah Ketua Umum DPP SKPPHI Ryanto Sirait, SH, MH mengatakan bahwa baru di Indonesia ini ada seorang dokter profesional yang dipecat.
Tidak tanggung- tanggung, yang dipecat itu adalah seorang dokter berpangkat Letnan Jenderal dan pernah memimpin RSPAD bertahun-tahun lamanya.
“Bahkan, beliau pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI,” ujar Ryanto.
Keputusan pemecatan keanggotaan Terawan dari IDI itu tertuang dalam Surat Tim Khusus MKEK Nomor 0312/PP/MKEK/03/2022.
Berdasarkan surat Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pusat IDI yang ditujukan kepada Ketua Umum PB IDI tertanggal 8 Februari 2022, salah satu alasan pemecatan Terawan adalah karena Terawan mempromosi Vaksin Nusantara sebelum penelitiannya selesai.
KOMENTAR