Pemerintah Rusia dan Ukraina Saling Lempar Kesalahan Terkait Tragedi Kemanusiaan di Kota Mariupol

Jakarta, Inako
Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung selama 26 hari sejak dimulai pada 24 Februari 2022 lalu. Salah satu kota yang mengalami kerugian paling parah adalah kota Mariupol yang terletak di bagian Selatan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan tidak ada lagi yang tersisa di kota itu selain reruntuhan. Hal ini disampaikan Zelenskiy di hadapan Parlemen Italian pada Selasa, 22 Maret kemain.
Sebelum Rusia menginvasi Ukraina, jumlah populasi Mariupol mencapai 400 ribu jiwa. Ukraina meminta Rusia membuka jalan agar setidaknya 100 ribu warga yang ingin pergi, bisa dievakuasi.
Pemerintah Ukraina menginformasikan bahwa penduduk setempat tidak memiliki makanan, obat-obatan, listrik, dan air bersih.
Sementara itu, Pemerintah Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam serangannya ke Mariupol dan menyalahkan Ukraina atas kegagalan membangun jalur aman untuk mengevakuasi warga sipil.
Sebelumnya, pemerintah Ukraina menentang perintah agar Mariupol menyerah sebagai syarat bagi pasukan Rusia untuk membiarkan warga sipil pergi dengan selamat.
TAG#rusia, #ukraina, #invasi rusia ke ukraina, #perang rusia vs ukraina
190216006

KOMENTAR