Pemprov Bengkulu Dorong Eksportir Kopi Tembus Pasar Mancanegara

"Bengkulu menempati posisi ketiga sebagai daerah penghasil kopi robusta terbesar di Indonesia. Potensi ini menjadi peluang untuk ekspansi ke pasar mancanegara,"
Bengkulu, Inako –
Pemerintah Provinsi Bengkulu mendorong para eksportir kopi Bengkulu untuk melakukan penetrasi pasar ke sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat serta Asia.
Saat ini, produksi kopi varian Sindang Dataran Robusta (Sintaro) yang dihasilkan daerah itu telah menempatkan Bengkulu pada urutan nomor tiga sebagai daerah penghasil kopi terbanyak di Indonesia.
"Bengkulu menempati posisi ketiga sebagai daerah penghasil kopi robusta terbesar di Indonesia. Potensi ini menjadi peluang untuk ekspansi ke pasar mancanegara," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, Lierwan, di Bengkulu, Kamis.
Kopi Bengkulu, kata dia, ditanam pada ketinggian antara 700 - 1.500 Mdpl dan memiliki cita rasa aroma seperti lemon, cokelat, herbal hingga madu yang khas. Kopi ini dihasilkan oleh para petani dari berbagai daerah seperti Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara, dan Kaur.
Lierwan optimistis mampu ekspansi kopi Bengkulu ke pasar mancanegara lantaran adanya peningkatan kebutuhan industri kuliner dan budaya minum kopi masyarakat dunia.
Sejumlah negara yang telah menjadi pelanggan kopi robusta Bengkulu di antaranya Inggris, Rusia, Amerika, Malaysia, dan Singapura.
"Untuk Singapura, rata-rata pengiriman ekspor kopi mencapai 100 ton per bulan. Respon masyarakat di sana terhadap kopi robusta asal Bengkulu kian membaik," ungkapnya.
Lebih lanjut Lierwan menambahkan, pemerintah akan menggalakan promosi perdagangan guna menunjukkan eksistensi kopi Bengkulu di hadapan para pembeli asing dan penggemar kopi, sehingga diharapkan mampu mendongkrak nilai ekspor komoditas tersebut.
Sementara itu, pakar kopi dari Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Profesor Alnopri, menuturkan pemerintah juga harus berfokus meningkatkan kontinuitas produk kopi serta mendorong percepatan pengembangan Pelabuhan Pulau Bai sebagai gerbang ekspor Bengkulu.
"Berbagai kesempatan untuk mendorong kopi Bengkulu tembus ke pasar mancanegara harus dimaksimalkan melalui `branding`, peningkataan produktivitas tanaman, dan pengembangan pelabuhan. Seluruh `stakeholder` harus bekerjasama," tutur Alnopri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu tahun 2017 lalu, luas lahan perkebunan kopi robusta berjumlah 86 ribu hektare dengan produksi mencapai 54 ribu ton.
Gubernur Nurdin Abdullah Ajak Konjen AS Lihat Potensi Sulsel
Dispar Sumatera Barat Promosi Destinasi Wisata dan Seni Budaya Melalui Fam Trip
TAG#Kopi bengkulu, #pasar mancanegara, #rebusta
190232127
KOMENTAR