Penculik Di Kamerun Bebaskan Semua Siswa Tetapi Tetap Menahan Guru Mereka

Bamenda, Inako –
Kelompok kriminal yang melakukan penculikan sejumlah siswa, guru dan kepala sekolah mereka, di Kamerun Barat pada Rabu (7/11) pagi, akhirnya melepaskan sejumlah siswa dan pengemudi bus yang mereka tumpangi, namun para penculik masih menahan kepala sekolah dan seorang guru.
Menurut pejabat setempat, aksi itu dilakukan oleh kelompok yang yang ingin memisahkan diri dari pemerintahan yang sah Kamerun.
Sebaghaimana diberitakan sebelumnya, sekelompok pria bersenjata menculik anak-anak sekolah, guru dan kepala sekolah mereka, pada hari Senin, di kota Bamenda - pusat komersial kawasan yang berbahasa Inggris di Kamerun.
Namun, beberapa waktu kemudian, penculik membebaskan mereka di sebuah lokasi yang berjarak sekitar 18 kilometer dari kota Bafut.
Dilaporkan, penculikan terhadap 80 anak-anak tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dalam krisis separatis yang telah berlangsung lama di negara itu.
Terkait pencukikan itu, para orang tua siswa mengalami kebingungan karena tidak adanya informasi resmi dari otoriats terkait soal penculikan dan tempat di mana para siswa disekap.
"Saya tahu tentang penculikan di Facebook. Saya berdoa semoga putri saya tidak ada di antara mereka (korban penculikan)," kata Philo Happi, seorang ibu yang puterinya berusia 15 tahun. "Saya menemukan dia diculik. Saya menangis, Saya takut. (Sekarang) anak-anak sudah ditemukan. Saya senang."
Samuel Fonki, seorang tokoh gereja di Kamerun yang berunding untuk membebaskan 78 anak-anak, mengatakan tak ada uang tebusan yang diminta. Tapi, ia tak memberikan rincian mengenai situasi yang mengarah ke pembebasan mereka.
"Kepala sekolah dan seorang guru masih bersama para penculik. Mari kita doakan," ujar dia, dengan menambahkan seorang anak-anak berhasil meloloskan diri.
Anak-anak yang dibebaskan tak menderita luka-luka walaupun pakaian mereka kotor dan mereka tampak kelelahan, demikian diungkapkan seorang saksi mata Reuters.
Alain, 17 tahun, melukiskan bagaimana sejumlah orang telah menculik mereka dari sekolah Senin pagi, memaksa mereka lari dan menutup wajah-wajah mereka. Mereka mendapat makanan dan tidak diperlakukan kasar, kata dia.
TAG#Penculikan, #Kamerun, #Siswa sekolah, #Kepala Sekolah, #Kelompok Sparatis
190215581

KOMENTAR