Penemuan Terbaru, Teknologi Nuklir Bisa Membasmi Nyamuk Malaria

Binsar

Thursday, 21-11-2019 | 18:46 pm

MDN
Ilustrasi [ist]

Jakarta, Inako

Teknologi nuklir kerap dikaitkan dengan bahaya. Sebagian besar masyarakat dunia memandang teknologi nuklir dari kaca mata bahaya sehingga pengembangan teknologi jenis ini kerap mendapatkan penolakan di sejumlah negara.

Namun, penemuan terbaru terkait teknologi nuklir diyakini akan mengubah paradigm masyarakat awam akan manfaat teknologi nuklir bagi kehidupan manusia.

Dilaporkan, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengklaim bahwa teknologi nuklir bisa menghilangkan nyamuk pembawa malaria dari Afrika.

Di satu sisi, IAEA bertugas untuk memburu senjata nuklir terlarang. Namun, di sisi lain, lembaga itu juga harus mempromosikan penggunaan energi atom untuk kedamaian.

Dalam proyek malarianya, ilmuwan IAEA melakukan tes di Sudan Utara dan kepulauan di Samudra Hindia. Hal ini bertujuan untuk memusnahkan nyamuk pembawa malaria. Nyamuk jantan ini dibawa ke laboratorium di Seibersdorf, dekat Wina, Austria. Di sana nyamuk ini disterilkan dengan menggunakan radiasi sinar gamma dosis besar.  

Radiasi sinar dengan teknik nuklir ini kepada nyamuk jantan ini bertujuan untuk membuat nyamuk betina penular penyakit juga menjadi steril.

Nyamuk jantan tak menggigit dan tak membawa penyakit ini disterilkan. Setelah dilepas ke lapangan, nyamuk jantan ini akan kawin dengan betina dan membuat betina juga jadi steril.

"Ini adalah metode yang menggunakan sterilisasi sebagai semacam alat kontrasepsi untuk nyamuk. Prinsipnya adalah, dalam fasilitas besar kemudian mensterilkan mereka dengan radiasi dan melepaskannya di lapangan," kata Alan Robinson, kepala penelitian di Seibersdorf dikutip dari VOA News.

"Jika serangga yang dilepaskan di lapangan akan kawin dan membuahi serangga lain di lapangan, maka mereka akan mensterilkannya.

Mengutip laman IAEA, lembaga ini bekerjasama dengan FAO dan WHO menggunakan teknik serangga steril nuklir dalam memerangi penyakit yang dibawa oleh nyamuk seperti demam berdarah, zika, dan malaria.

IAEA menggunakan metode serupa untuk membebaskan Zanzibar dari wabah lalat tse-tse atau lalat pembawa penyakit tidur.

KOMENTAR