Pengadilan Paris Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Seorang Wanita Jepang Atas Kasus Penculikan

Binsar

Wednesday, 01-12-2021 | 05:56 am

MDN
Vincent Fichot, ayah asal Perancis melakukan aksi mogok makan selama tiga minggu atas hak asuh anaknya di Jepang [ist]

 

Jakarta, Inako

Pengadilan Paris telah mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuk istri Jepang dari warga negara Prancis atas dugaan penculikan setelah dia melarikan diri dengan dua anak mereka dan menolak untuk membiarkan dia melihat mereka, sumber yang dekat dengan masalah itu mengatakan Selasa.

Orang Prancis, Vincent Fichot yang berusia 39 tahun, menjadi berita utama di musim panas ketika dia melakukan mogok makan di dekat Stadion Nasional menjelang Olimpiade Tokyo untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini, yang tidak dianggap serius oleh polisi Jepang.

Melansir Kyodonews, Selasa (30/11), Presiden Prancis Emmanuel Macron membahas masalah ini dengan Perdana Menteri saat itu Yoshihide Suga selama kunjungannya ke Jepang untuk acara olahraga tersebut.

 

Duta Besar Uni Eropa untuk Jepang Patricia Flor (depan kiri) bertemu dengan mantan menteri pendidikan Masahiko Shibayama (paling kanan) untuk membahas masalah penculikan orang tua pada 26 November 2021 di Tokyo  [ist]

 

Ini adalah salah satu dari sejumlah kasus serupa yang melibatkan pasangan Jepang. Tapi itu luar biasa kasus seperti itu mengarah pada penerbitan surat perintah penangkapan.

Parlemen Eropa tahun lalu mengadopsi resolusi yang menyerukan Jepang untuk mengizinkan warga Uni Eropa melihat anak-anak mereka dijauhkan dari pasangan Jepang mereka.

Dalam kasus Fichot, dua anak - seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dan seorang gadis berusia 4 tahun - pertama kali dibawa dari rumah pasangan itu di Tokyo pada Agustus 2018, menurut dokumen yang diajukan tentang tuduhan tersebut. Sang ayah tidak diizinkan untuk melihat mereka sejak itu.

Pihak berwenang Prancis mengatakan mereka memiliki yurisdiksi untuk menyelidiki kasus tersebut karena anak-anak tersebut memiliki kewarganegaraan Prancis dan juga warga negara Jepang.

Fichot, yang masih tinggal di Tokyo, sebelumnya melaporkan situasi tersebut ke polisi. Tetapi mereka tidak meluncurkan penyelidikan, dengan mengatakan tidak jarang seorang istri melarikan diri dari rumah bersama anak-anak, menurut sumber tersebut.

Tidak jelas apakah pihak Jepang akan bekerja sama dengan penyelidik Prancis, karena kedua negara tidak memiliki kesepakatan mengenai penyerahan tersangka kejahatan.

KOMENTAR