Pengamat Nilai Poros NasDem-Anies Ingin Imbangi Dominasi PDIP-Gerindra

Jakarta, Inako

Kemesraan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Partai NasDem dalam Kongres II NasDem diinterpretasikan sebagai upaya untuk membentuk poros baru dalam rangka mengimbangi dominasi PDIP-Gerindra pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kedekatan itu diperkirakan akan terus berlanjut, sejak pertama kali publik dikejutkan dengan pertemuan Anies-Paloh pada 24 Juli 2019 di tengah manuver sejumlah partai politik ke Istana.

Fenomena poros baru ini diungkapkan oleh pengamat politik Ray Rangkuti. Menurut Ray, ada pesan jelas yang ingin disampaikan Nasdem melalui kedekatannya dengan Anies yang diumbar kepada publik akhir-akhir ini.

"Pesan yang paling kuat adalah Nasdem ingin membentuk poros baru. Tujuannya mengadang poros PDI-P dan Gerindra yang mungkin akan kelewat mendominasi dalam pemerintahan Jokowi," turut Ray kepada wartawan, Senin (11/11/2019).

Ray pun menduga pembentukan poros baru ini kemungkinan telah mendapat “restu” dari Presiden Jokowi. Hal ini dilakukan semata-mata karena pertimbangan politis jangka pendek, yakni agar stabilitas Kabinet Indonesia Maju di bawah Jokowi tetap terjaga.

Menurut Ray, Presiden Jokowi kemungkinan tidak menghendaki adanya dominasi yang terlalu kuat dari PDI-P dan Gerindra dalam koalisi. Sehingga, dimunculkan lah kubu baru, dalam hal ini Nasdem.

“Belum tentu ini tidak sepengetahuan Jokowi. Bisa saja sebaliknya, Jokowi berada dalam salah satu pengusung ide soal kubu baru ini," ungkapnya.

Ray menambahkan bahwa Jokowi ingin ada penyeimbang kekuatan PDI-P plus Gerindra dalam tubuh koalisi, dan itu adalah Nasdem. Pasalnya, Jokowi dan koalisi partai pendukung, khususnya PDI-P mulai tampak berseberangan dalam beberapa isu belakangan.

Sebaliknya, dalam sejumlah isu lain, respons Jokowi malah seirama dengan Nasdem. Hal ini, kata Ray, jadi bukti bahwa hubungan Jokowi dan Nasdem justru begitu dekat.