Pengerjaan Proyek Kilang Cilacap Mandek Karena Pangeran Arab

Sifi Masdi

Tuesday, 19-02-2019 | 21:50 pm

MDN
Kilang Minyak Cilacap [dok:pertamina]

Jakarta, Inako

Pengerjaan kilang Cilacap masih tersendat. Perbedaan nilai valuasi ditengarai menjadi kendala utama lambatnya eksekusi rencana pengembangan kilang yang direncanakan memproduksi minyak setara Euro V tersebut.

Lalu, di mana letak perbedaan valuasi tersebut? Berdasarkan dokumen yang didapat CNBC Indonesia, dikatakan PT Pertamina (Persero) berpegangan pada entreprise value dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) pada Juni 2018, yang sebesar US$ 5,66 miliar atau setara Rp 79,95 triliun.

Sedangkan, Saudi Aramco menganggap entreprise value adalah US$ 2,8 miliar, yang sebenarnya merupakan valuasi dari nilai aset tetap (fixed asset value) hasil 2016 yang disesuaikan dengan kurs awal 2018.

Maka dari itu, saat ini Pertamina tengah meminta konsultan auditor PricewaterhouseCoopers (PwC) untuk melakukan valuasi ulang.

Adapun, dalam dokumen tersebut dikatakan, perlu dorongan dari Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad Bin Salman bin Abdulaziz Al-Saud agar Saudi Aramco dapat menyetujui valuasi baru yang akan dikeluarkan PwC.

Hal tersebut, juga menjadi salah satu alasan dari kunjungan kenegaraannya ke Indonesia pada kali ini, dan akan diterima oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengabarkan, saat ini progres kilang tersebut sedang dalam posisi menunggu kata sepakat antara Pertamina dan Saudi Aramco, yang merupakan mitra Pertamina di kilang tersebut, tentang valuasi asetnya.

"Kami evaluasi bagaimana cara bermitra, dimana Pertamina dapat benefit yang sesuai dengan kerangka bisnis yang dikerjasamakan," ujar Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/12/2018).

Lebih lanjut, Arcandra mengakui, memang belum terjadi kesepakatan dari perhitungan valuasi asetnya, sebab hal tersebut masih harus dihitung secara detilnya.

"Sebelum mulai kan harus setuju dulu, ini berapa asetnya, ini berapa yang masuk uangnya," pungkas Arcandra.

Adapun, Sekretaris Perusahaan Pertamina Syahrial Mukhtar mengatakan, perusahaan menargetkan pada tahun 2019  ini pengerjaan kilang Cilacap, termasuk pembentukan join venture atau perusahaan patungan sudah bisa dimulai.


 

 

KOMENTAR