Penyebaran Pancasila di Zaman Now Dapat Dilakukan Melalui Media Sosial

Inakoran

Monday, 12-03-2018 | 01:29 am

MDN
Ketua Umum EN LMND Indrayani Abdul Razak [inakoran

Jakarta, Inako



Implementasi Pancasila pada zaman dahulu dan “Zaman Now” sebenarnya tidak berbeda. Hanya saja yang berbeda adalah pola penyebaran. Kalau dulu proses penyebaran Pancasila dilakukan secara konvensional, sebaliknya pada era revolusi industri 4 (revolusi digital) proses penyebaran pancasila dilakukan melalui media sosial.

[caption id="attachment_22545" align="alignright" width="515"]
Sekjen DPP Taruna Merah Putih Maria Restu Hapsari (kiri) menyerahkan cendra mata kepada Indrayani Abdul Rozak [inakoran.com/sifi masdi][/caption]Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional Demokrat (EN LMND) Indrayani Abdul Razak dalam ‘Diskusi Kamisan’ dengan tema: “Implementasi Pancasila Zaman Now” di Menteng, Jakarta, Kamis (8/3/2018). Diskusi yang diselenggarakan oleh DPP Taruna Merah Putih (TMP) juga menghadirkan dua pembicara lainnya, yakni budayawan Prof Mudji Sutrisno SJ dan penulis buku Syaiful Arif.

Menurut Indah, sapaan akrab Indrayani, penyebaran Pancasila lewat media sosial bukan Pancasila yang “alay” (baik-buruk saling bertukar tempat-Red), tetapi berusaha memunculkan problem yang sedang terjadi di masyarakat. Ia mencontohkan problem kemiskinan.

“Problem kemiskinan harus dikemas dalam bentuk animasi, misalnya dengan mengangkat penderitaan rakyat akibat kemiskinan. Kemudian anak-anak zaman now memberikan solusi lewat animasi juga. Yang ditekan dalam animasi  itu adalah jalan keluar dari masalah tersebut Pancacila,” tutur Indah.

[caption id="attachment_22549" align="alignleft" width="515"] Dari ki-ka: Budayawan Romo Muji Sutrisno, SJ, Syaiful Arif, Indrayani Abdul Razak, Ayub M. Pongrekun, saat acara Diksusi Kamisan yang diselanggarakan DPP Taruna Merah Putih, di Menteng, Jakarta, Kamis (8/3/2018) [inakoran.com/sifi masdi][/caption]Kemudian terkait dengan maraknya gerakan radikalisme di Indonesia saat ini, Indah, mengatakan bahwa gerakan tersebut  sunggguh-sungguh meresahkan masyarakat. Namun ia menambahkan bahwa munculnya kelompok radikal itu karena mereka ingin memberikan solusi alternatif yang berbeda  sebagai akibat ketidakmunculan Pancasila.

“Karena Pancasila itu tidak diimplementasikan dalam kehidupan nyata, maka kemudian banyak anak muda yang terlibat dalam radikalisme itu merasa Pancasila tidak cocok untuk Indonesia. Karena itu, mereka ingin cari pegangan lain. Maka kemudian mereka menawarkan radikalisme sebagai solusi yang tepat. Dan mereka pun yakin bahwa apa yang mereka lakukan sebagai sesuatu yang benar,” jelas Ketua Umum EN LMND ini.

Namun ia menambahkan, bahwa yang ditawarkan oleh kelompok radikal adalah solusi altenatif akibat keterjajahan Indonesia dalam bidang ekonomi. “Kunci utamanya adalah masalah ekonomi. Menurut kami, hari ini sistem ekonomi kita adalah sistem liberal atau sering disebut sebagai neo-liberalisme. Sistem tersebut meliberalisasi semua sektor. Artinya, menyerahkan pengaturan segala sektor pada mekanisme pasar, bukan diserahkan kepada negara”, tegasnya.

 

KOMENTAR