Penyidik Mulai Menguak Misteri Kematian Diego Maradona

Binsar

Monday, 07-12-2020 | 08:48 am

MDN
Keluarga dan kerabat mengiringi peti jenazah legenda sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona, menuju pemakaman Jardin Bella Vista, Kamis (26/11/2020) waktu setempat. Diego Maradona dimakamkan disamping makam kedua orang tuanya, Dalma dan Diego [ist]

 

 

Jakarta, Inako

Hari-hari pasca kematian pemain jenius asal Argentina Diego Armando Maradona, menjadi masa yang paling tidak menyenangkan bagi dokter Leopoldo Luque. Pasalnya, tidak lama usai pemakaman sang legenda, Kejaksaan setempat mulai melakukan penyelidikan terkait sebab pasti kematian itu.

Dalam kapasitasnya sebagai dokter peribadi Maradona, Luque menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam memberi penjelasan ilmiah sebab kematian pencetak ‘Gol Tangan Tuhan’ itu.

Sebagaimana telah diberitakan banyak media, pasca kematian Maradona, banyak tudingan miring dialamatkan kepada dokter dan para medis yang merawat legenda Napoli itu.

Dokter Leopoldo Luque dan Maradona [ist]

 

Salah satunya adalah soal dugaan kelalaian dokter dan perawat dalam menangani kesehatan Maradona pasca menjalani operasi otak dua pekan sebelum kepergiaannya ke alam baka.

Terkait hal itu, seiring berjalannya waktu, pihak penyidik mulai mengungkap fakta-fakta baru terkait penyebab kematian sang megabintang.

Kantor Kejaksaan San Isidro, yang berwenang melakukan penyelidikan menyatakan bahwa kematian Maradona disebabkan karena adanya kelalaian dokter peribadi saat Maradona berada dalam masa pemulihan pasca operasi.

Diego Maradona, menurut hasil penyelidikan itu, tidak mendapatkan perawatan yang tepat. Ia bahkan tidak mendapat obat yang pas untuk penyakit jantung yang diderita.

“Tidak ada yang memperhatikan keadaan pasien. Kami dihadapkan pada fakta perilaku bersalah dokter dalam kasus pengabaian yang serius. Pasien tidak dimonitor dalam pengawasan medis berkelanjutan seperti yang diperlukan dalam kondisi seperti itu,” bunyi laporan tersebut, dikutip dari Football Italia, Seni (7/12/2020).

Dalam laporannya, mereka menuding bahwa dokter Luque tidak memberi perawatan yang memadai kepada pasien.

Menurut La Republicca, pihak penyidik yakin Luque termasuk dalam tim dokter yang melakukan tindakan operasi bedah otak Diego Maradona, sekira 20 hari sebelum kematiannya. Namun, Dokter Leopoldo Luque tidak secara langsung turun tangan dalam operasi bedah.

Dalam temuannya, pihak penyidik mengakui Diego Maradona adalah pasien yang sulit ditangani. Namun, mereka menegaskan tim dokter seharusnya tetap kukuh pada pendirian dan merawat pasien sesuai prosedur, sekali pun bertentangan dengan keinginan Diego Maradona.

Berdasarkan temuan itu, dokter Luque kini dalam posisi terancam masuk penjara jika dugaan penyelidik membuktikan adanya kelalaian dokter dalam proses perawatan Maradona.

 

Hingga kini, belum diketahui langkah hukum lanjutan apa yang akan menimpa Dokter Leopoldo Luque sebab penyelidikan kea rah itu masih berklangsung.

Jika terbukti bersalah, bisa saja pria berkebangsaan Argentina itu akan mendekam di penjara guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Yang pasti, duka atas kepergian Diego Armando Maradona sulit dihapus begitu saja dari benak masyarakat Argentina. Hal itu cukup wajar mengingat El Bicho – sebutan untuk Maradona - sudah memberikan sebuah prestasi tertinggi di kancah sepakbola, yakni juara Piala Dunia 1986.

KOMENTAR